3 Seniman Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Dian Afrillia
3 Seniman Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Jadi wanita yang berkecimpung di dunia seni itu sering dipandang sebelah mata. Padahal seni itu sendiri tak kenal gender, tapi lebih kepada bagaimana karya itu berhasil dikemas semenarik mungkin. Nyatanya, banyak juga kok sosok-sosok seniman wanita yang karya-karyanya terkenal ke seluruh dunia. Mari berkenalan dengan seniman wanita paling populer dan simak kisahnya… 

Yoko Ono

Pencinta musik khususnya The Beatles pasti sudah nggak asing dengan nama Yoko Ono, kan? Wanita kelahiran Jepang, 18 Februari 1933 ini merupakan seniman sekaligus istri dari mendiang musisi legendaris John Lennon. 

Yoko Ono merupakan seniman yang terkenal dengan karya-karyanya seperti Tempat Tidur Perdamaian, instalasi Setengah Kamar, dan lukisan Setengah Asap. Ia pernah menggelar pameran di New York pada tahun 2001 dan memenangkan penghargaan  Golden Lion untuk kategori lifetime achievement di Venice Biennale 2009.

Wanita yang identik dengan kacamata hitam dan topi ini juga pernah membuka pameran di Galeri Serpentine, London, ruang kesenian paling populer yang menampilkan seni modern dan kontemporer. 

Pada momen Hari Perempuan Internasional tahun lalu, namanya pernah tercatat dalam Google Doodle bersama nama-nama wanita paling berpengaruh lain di dunia. 

Frida Kahlo

Saat menyebut nama Frida Kahlo, sebagian besar orang pasti langsung membayangkan sosok wanita dengan bunga-bunga di kepala dan selalu menggunakan baju panjang warna-warni. Wanita bernama asli Magdalena Carmen Frieda Kahlo y Calderon ini lahir pada tahun 1907 dan merupakan sosok pelukis Meksiko yang terkenal dengan potret dirinya. 

Karya seni Kahlo memang sangat dominan dengan tema potret diri yang bahkan masih terkenal hingga saat ini. Beberapa waktu lalu, brand sepatu yang sedang digandrungin anak muda, Vans, bahkan sempat mengeluarkan koleksi sepatu mereka yang bergambarkan sosok Frida Kahlo yang legendaris. 

Lukisan potret diri pertamanya “Self-Portrait in a Velvet Dress” dibuat tahun 1926. Gaya lukisan yang sama juga terlihat pada karya-karya Kahlo yang lain, seperti  “Self-Portrait-Time Flies” (1929), “Portrait of a a Woman in White” (1930), dan “Self-Portrait Dedicated to Leon Trotsky” (1937).

“Saya melukis potret diri karena saya sering kesepian, karena sayalah yang lebih mengenali diri saya sendiri," kata Kahlo.

Pernyataan ini mungkin bisa menjawab rasa penasaran banyak orang tentang mengapa seorang seniman terinspirasi membuat lukisan dirinya sendiri. Para kritikus menafsirkan lukisan Kahlo sebagai simbol dari luka fisik dan psikis yang dialami sang seniman. 

Sejak berusia enam tahun, Kahlo diketahui menderita polio yang membuat kaki kanannya jadi lebih kecil. Konon, rok panjang warna-warni yang selalu ia gunakan dipakai untuk menutupi kekurangannya tersebut. 

Secara umum, karya seni Kahlo sangat kental dengan budaya Meskiko yang identik dengan penggunaan warna cerah dan dramatis. Ia pun seringkali memasukan unsur-unsur tradisi agama kuno Meksiko dengan sentuhan surealis 

Yayoi Kusama

Seniman asal Jepang Yayoi Kusama sangat terkenal dengan seni instalasi berbau polkadot. Wanita yang lahir tahun 1929 ini merupakan seniman yang berkecimpung dalam bidang pematungan, instalasi, seni lukis, seni pertunjukkan, serta seni konseptual dengan unsur minimalisme, surealisme, dan feminisme. 

Sejak kecil, ia mengalami gangguan mental rijinsho, yang membuat ia selalu berhalusinasi. Dalam benaknya, ia kerap melihat binatang yang bisa bicara. Seni membuat ia jadi punya kegiatan yang menyenangkan dan seperti menjadi terapi untuk kondisi kesehatannya. 

Ia pernah mempelajari nihonga, seni lukis khas Jepang, tapi seiring berjalannya waktu, Kusama merasa bahwa pelajaran tersebut malah membatasi kreativitsnya. Ia pun berpaling ke gaya avant garde dan hingga kini ia menolak untuk dikategorikan pada aliran seni tertentu.

Tahun 1959, Kusama menggelar pameran tunggalnya di Amerika dengan menampilkan lima lukisan putih di atas hitam. Tahun 1977, ia pindah ke rumah sakit jiwa di Tokyo dan membangun studio sendiri. Di sana, ia mulai memunculkan kembali motif-motif yang sempat ditinggalkan, ini termasuk polkadot, bunga, dan labu. Hingga kini, segala yang berbau labu dan polkadot akan mengingatkan kita pada sosok seniman ini. 

Betapa beruntungnya masyarakat Indonesia, sebab karya-karya Yayoi Kusama pernah ditampilkan di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (MACAN), pada tahun 2018 dengan tema “Yayoi Kusama: Life Is The Heart of Rainbow”. 

LATEST ARTICLE