7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Dalam pernikahan, komunikasi yang baik antar suami istri menjadi salah satu kunci penting yang harus dijaga agar hubungan tetap harmonis dan sejalan. Sayangnya, nggak semua pasangan paham betul akan hal tersebut ketika mengarungi bahtera rumah tangga.
Seringnya menjalani komunikasi yang kurang efektif justru dapat memunculkan konflik baru yang mengancam pernikahan itu sendiri. Bila ditumpuk sedikit demi sedikit, hal tersebut justru bisa berubah menjadi bom waktu yang membahayan rumah tangga.
Seperti yang dilansir dari laman parenting.co.id, menurut Dr. John Gottman, Ph.D., psikolog klinis dan pakar hubungan sekaligus penulis buku What Predicts Divorce, setidaknya ada 4 karakteristik komunikasi suami istri yang dapat membahayakan pernikahan, yaitu;
Mengkritik Pasangan
Kritik bisa disampaikan pada pasangan jika setelahnya diikuti dengan saran yang membangun. Jika kritik nggak disertai dengan masukan yang konstruktif, tentu saja ini bisa membahayakan pernikahan. Pasalnya, bisa jadi pasangan akan menerima kritik tersebut sebagai hal negatif yang ditujukan pada dirinya.
Kritik yang nggak sehat biasanya berisi keluhan atau tuduhan yang bersifat menggeneralisasi karakter pasangan secara keseluruhan. Misalnya, “kamu selalu aja nggak pernah rapih dalam berpakaian”. Artinya, kesalahannya pada satu waktu lalu digeneralisasikan menjadi ‘selalu’. Padahal, ada kalanya pasangan berpenampilan rapi.
Jika kritik terus menerus digunakan sebagai cara berkomunikasi untuk menyelesaikan konflik, maka nggak menutup kemungkinan pasangan bakal merasa selalu diserang sehingga ia merasa terluka dan tertolak. Untuk itu, jika ingin mengkritik pasangan, jangan lupa menyertakan saran yang konstruktif juga. Serta, sampaikan dengan pilihan kata yang bijak dan tepat.
Merendahkan Pasangan
Komunikasi suami istri yang membahayakan pernikahan bisa terjadi jika pasangan selalu merasa direndahkan. Seseorang yang merendahkan pasangannya akan selalu merasa superior dan berpikir bahwa mereka selalu lebih baik dari pasangan. Hal ini tentu dapat melukai harga diri pasangan dan akhirnya membuat pasangan kehilangan percaya diri.
Jadi, daripada berkomentar “kamu ngurus anak aja nggak benar” sebaiknya katakan “apa kesulitanmu mengurus keperluan si kecil?” Kita kerja sama, yuk!.”
Membela Diri dengan Menyalahkan Pasangan
Jika pasangan terus-terusan dikritik serta direndahkan, perlahan dia akan berubah menjadi seorang yang defensif. Bukannya memperbaiki diri, mereka justru reaktif dalam membela diri dan bahkan terus-terusan menyalahkan, nggak produktif, dan berujung destruktif. Seseorang melakukan hal ini lantaran stres dan merasa tertindah sehingga memicu perasaan dendam.
Menghindari Pasangan
Jika hubungan komunikasi suami istri sudah terlanjur rumit, maka ada kemungkinan pasangan memilih untuk menghindar. Apalagi jika ia sering dikritik tanpa masukan yang membangun. Perlahan, pasangan bakal menutupi dirinya sedikit demi sedikit dan berakhir jadi menutup diri seterusnya.
Jangankan menghadapi masalah, pasangan justru akan diam dan memilih berhenti berkomunikasi. Mereka sama sekali ngga berniat untuk melakukan komunikasi suami istri yang sewajarnya.
Jika kamu melihat pasangan tiba-tiba menjadi workaholic, menutup diri, atau suka bermain game, serta nongrong bareng temannya, bisa jadi itu adalah tanda bahwa ia sedang menghindari komunikasi denganmu. Nah, yang bisa kamu lakukan adalah ajak dia berbicara serius dan tanyakan apa yang sedang mengganjal baik di hati maupun pikirannya.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.