4 Fakta Tentang Fashion Vintage yang Nggak Banyak Orang Tahu

Nesia Amarasthi
4 Fakta Tentang Fashion Vintage yang Nggak Banyak Orang Tahu

Fashion vintage mulai populer sejak tahun 1960-an. Perubahan besar pada industri pakaian memang terjadi sejak satu abad sebelumnya. Pada masa itu, pakaian bekas menandai kelas. Dilansir Fashion History Love To Know jumlah pakaian bekas pada zaman tersebut terus meningkat seiring meledaknya industri pakaian.

Nah, sejarah panjang melekat pada fashion vintage. Para ragpickers atau pemburu barang bekas, khususnya pakaian cukup mempunyai peran besar dalam menandai jaman. Disini terjadi pemenuhan kebutuhan dan pilihan. Ketika orang butuh berpakaian dan penghasilan tidak memadai untuk membeli pakaian baru, maka pakaian bekas jadi pilihan.

Tetapi ternyata, yang memburu pakaian bekas mode vintage nggak hanya ‘kelas bawah dan menengah’. Bahkan, Kanye West yang mempunyai usaha clothing membeli pakaian bekas untuk prototype. Selanjutnya, begini fakta-fakta tentang fashion vintage yang nggak banyak diketahui.

fakta tentang fashion vintage

Source image: Pexels/Andrea Piacquadio

Indikator status sosial

Pada tahun 1960-an, seseorang yang tetiba memakai pakaian dengan stripes dan berbahan tebal akan ditandai sebagai orang dari ‘kelas bawah’. Ada juga kemungkinan lain bahwa pakaian yang dipakai adalah warisan dari keluarganya. Stigma tersebut akhirnya jadi kesadaran komunal. Konsumen pakaian lama mendapat stigma sebagai orang yang punya status sosial miskin, social climbers dan aktor yang melekat.

Tumbuh industri pakaian bekas

Beberapa hal yang menandai tumbuhnya industri pakaian bekas dengan mode fashion vintage adalah tempat money wash, kriminalitas, praktik bisnis, toko amal dan altruistik. Cukup kompleks memang, namun hingga saat ini industri pakaian bekas jadi salah satu ‘tangan kanan’ sustainable living. Dengan mengkonsumsi atau memakai pakaian bekas maka sampah tekstil semakin berkurang.

Pada akhir abad 20 terjadi penurunan drastis pada industri pakaian di Britania Raya. Akhirnya, pasar ekspor pakaian bekas naik secara signifikan untuk menutup pemenuhan kebutuhan pakaian. Nah, sejak itu praktik mengenakan pakaian lama meningkat dan dikenal dengan ‘vintage’. Semakin modern mode fashion vintage masuk mempengaruhi pakaian di butik dan toko pakaian glamour.

Praktik Bohemian Culture

Beberapa desainer pada tahun 1970-an menjahit pakaian dengan bahan vintage. Seperti Martin Margiela, Russel Sage, Alice Temperley, dan Jessica Ogden. Meski hasil desainnya tidak terlalu diterima oleh beberapa pihak karena dianggap memberontak mode, adat istiadat dan kesopanan tetapi bisa mempengaruhi langgengnya fashion vintage hingga saat ini.

Nah, praktik Bohemian juga semakin banyak diterima sejak 1950 dan 1960-an. Gaya hidup hippie yang antikonsumeris memakai pakaian lama atau bekas sebagai cara mengkomunikasikan ideologi.

Wah..wah..ternyata cukup serius ya fakta yang nggak banyak diketahui orang tentang fashion vintage ini.

fashion vintage

Source image: Pexels/Aa Dil

Abad 21 : Fashion Vintage terkesan unik dan mahal

Tren saat ini, fashion vintage menggambarkan kesan yang unik dan ‘mahal’. Ini terbentuk dari kebiasaan masyarakat yang lebih individual dan bebas nilai atau Bohemian. Bahkan, semakin unik desainnya maka bisa dihargai ratusan juta rupiah.

Yang awalnya jadi penanda status sosial ‘rendahan’ jadi ‘mahal’ dan lux adalah fakta tentang fashion vintage. Bahkan, pemilik perusahaan pakaian serta desainer rela merogoh kocek ribuan dolar AS untuk mencari kancing miring ala fashion vintage. Menarik ‘kan?

LATEST ARTICLE