4 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Orang Tua Dalam Mendisiplinkan Anak

Hani Apriliani
4 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Orang Tua Dalam Mendisiplinkan Anak

Tak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Setiap orang kadang membuat kesalahan dan tiap kesalahan yang dilakukan bisa menjadi pembelajaran, baik bagi orang tua dan anak itu sendiri.

Faktanya, kegiatan mengasuh anak nggak bisa selamanya berjalan mulus. Bisa jadi hari ini kamu berhasil menangani perilaku si kecil yang membandel, namun belum tentu hal yang sama bisa diterapkan.

Terkadang mendisiplinkan anak merupakan cara yang dipilih orang tua agar si kecil jadi anak penurut. Sayangnya, beberapa praktik disiplin justru membuat anak jadi membangkang. Untuk itu, mom perlu menghindari empat hal ini agar tak salah dalam mendisiplinkan anak.

Terlalu Memperhatikan Perilaku Buruk Anak

Merengek dan menjerit merupakan hal yang paling sulit untuk diabaikan. Sebenarnya ini merupakan cara anak mendapatkan perhatian orang tua. Terkadang, anak berpikir perilaku baik seperti bermain dengan tenang, duduk diam, dan mau berbagi belum tentu bisa menarik perhatian orang tua.

Untuk itu, si kecil memilih bertingkah agar mendapat perhatian. Mom, jika anak mulai mencari perhatian dengan berbuat ulah sebaiknya jangan cepat-cepat menghukumnya, ya! Cari tahu penyebabnya atau kamu bisa mengabaikannya saja.

Menyerah Untuk Menghentikan Perilaku Buruk

Terkadang jika orang tua melihat anak merengek meminta sesuatu, dengan sigap orang tua akan memberikan apa yang diinginkan anak agar mereka berhenti menangis. Sayangnya, ini sama sekali nggak efektif untuk perkembangan anak kedepan.

Sebagai orang tua, mom perlu menerapkan ketrampilan khusus pada anak agar dia tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Si kecil perlu belajar bahwa ada konsekuensi negatif atas perilaku mereka. Berikan strategi disiplin yang adil, konsisten, serta otoritas untuk memastikan anak mempelajari ketrampilan yang ia perlukan.

Tak Membuat Aturan Yang Jelas

Saat menetapkan peraturan, orang tua cenderung lebih mengikuti mood saat itu. Jika sedang gembira, anak nggak akan dihukum meski dia berbuat nakal. Tapi jika sedang stress, orang tua kerap melimpahkan pikiran pada anak padahal si kecil sedang tenang.

Anak akan merasa bingung dengan peraturan yang berubah-ubah tiap hari. Untuk itu kamu perlu bersikap konsisten terhadap aturan yang kamu buat. Ajak pasangan serta orang rumah untuk bekerja sama.

Untuk mengatasi hal ini, buatlah aturan tertulis. Dengan begitu, si kecil jadi paham batasan dan konsekuensinya. Mereka juga jadi terlatih untuk membuat pilihan yang lebih baik dan kamu pun nggak perlu repot mengubah-ubah peraturan.

Sering Mengubah Jenis Hukuman

Kesalahan terakhir yang sering orang tua lakukan saat mendisiplinkan anak yaitu mengubah jenis hukuman. Bisa jadi hari ini si kecil kamu minta berlutut jika berbuat kesalahan, tapi keesokan harinya anak akan dipukul jika dia berulah.

Ingat! Konsekuensi yang nggak konsisten bisa membingungkan anak dan biasanya nggak akan mengarah pada perubahan perilaku. Saat menangani masalah perilaku, baiknya orang tua harus bersikap proaktif dibandingkan reaktif.

Tetapkan jenis hukuman yang jelas dan pasti sehingga kamu bisa tahu bagaimana merespon saat anak melanggar aturan. Putuskan juga hal ini bersama pasangan agar nggak ada hukuman yang berbeda. Jika hukuman yang diberi konsisten, kemungkinan besar masalah perilaku anak bisa diselesaikan dengan cepat.

LATEST ARTICLE