5 Cara Menghadapi Anak Yang Suka Membangkang

Hani Apriliani
5 Cara Menghadapi Anak Yang Suka Membangkang

Repot juga ya, bila si kecil selalu nggak pernah menuruti apa yang orang tua katakan. Padahal, kamu sudah mengajaknya bicara dengan cara yang paling lembut. Justru, saat kamu terpancing menggunakan nada agak tinggi, si kecil malah semakin keras menolak.

Dr. Deborah MacNamara, Ph.D., seorang konselor klinis dari Neufeld Institute mengatakan bahwa manusia secara alamiah dipersiapkan untuk menjadi oposisi. Menurutnya, itu adalah hal yang lumrah. Ia menjelaskan, setiap orang memiliki sisi kontra yang membuat mereka menolak, melawan, dan menentang kapan pun mereka merasa dikendalikan.

Bagi Deborah, hal tersebut bukanlah kesalahan dalam sifat manusia, melainkan sebuah naluri yang berfungsi penting. Deborah mengingatkan bahwa orang tua perlu bersikap bijak menghadapi bantahan anak, agar si kecil nggak makin melawan.

Untuk menghadapi anak yang selalu membantah, ada beberapa cara yang bisa mom lakukan.

Ciptakan Keinginan, Bukan Keharusan

Mom, sesungguhnya anak-anak nggak suka dipaksa atau diharuskan. Sebab, hal itu membuat mereka merasa dikendalikan dan jadi mudah untuk menentang. Misal, daripada harus memberitahunya menggosok gigi, lebih baik ciptakan keinginan untuk menggosok gigi sebelum tidur. Gunakan kalimat seperti, “giginya digosok, ya biar tetap sehat. Kalau gigi sehat, kamu bisa tetap makan yang enak-enak”.

Wujudkan Kooperatif, Bukan Patuh

Biasakan untuk membuat aturan dengan persetujuan si kecil. Misalnya, aturan tentang bermain gadget, belajar, dan tidur malam. Ajak si kecil memberi pendapat untuk aturan tersebut. Jika sudah sama-sama setuju, maka berlakukanlah aturan tersebut. Dengan adanya peraturan, si kecil akan selalu ingat bahwa ia harus melakukan apa di jam berapa serta lebih bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Hal yang berbeda mungkin terjadi ketika aturan belum dibentuk. Kamu mungkin akan berkali-kali menyuruhnya belajar dan ia juga berkali-kali membantahmu. Kalaupun ia akhirnya menurutimu, itu karena kepatuhan, bukan karena kooperatif.

Sepakati Konsekuensi Bersama

Saat mengajukan aturan pada si kecil, libatkan ia juga untuk menyepakati konsekuensinya. Dengan begitu, ia tak dapat mengelak lagi saat ia melanggar aturan yang sudah dibuat. Kamu tinggal katakan padanya, “Ini bukan keputusan Mama sepihak. Kamu sudah sepakat dengan konsekuensi itu.”

Berikan Opsi

Alih-alih memberikan ancaman kosong, berikan opsi padanya. Misalnya saja, kamu bisa mengatakan, “Kamu mau mengerjakan PR sekarang atau terus bermain? Kalau mau melanjutkan bermain, silahkan saja. Tapi, itu artinya besok kamu perlu bangun lebih pagi dan harus menyelesaikan PR terburu-buru karena Mama akan sibuk menyiapkan sarapan dan tidak bisa membantu kamu.” Dengan memberikan opsi ini, ia akan segera tergerak untuk memilih mana yang penting.

Buka Jendela tentang Dunia

Kamu bisa bercerita tentang masa depan di dunia nyata pada anak-anak. Beritahu padanya bahwa bos atau atasannya di masa depan nanti nggak akan mau berdebat dengannya. Bos nggak akan mengingatkan berkali-kali agar mereka menyelesaikan tugasnya. Bahkan, mereka mungkin akan menerima konsekuensi yang tidak diharapkan.

LATEST ARTICLE