5 Kebiasaan Makan yang Buruk dan Pengaruhnya Pada Kesehatan

Nesia Amarasthi
5 Kebiasaan Makan yang Buruk dan Pengaruhnya Pada Kesehatan

Seperti sebuah pepatah lawas ‘kita adalah apa yang kita makan’. Secara makna pepatah tersebut bisa menyinggung berbagai aspek dalam kehidupan. Melalui identitas seseorang mencerminkan kebiasaan dan pengaruhnya pada kesehatan.

Kalau sering merasa lelah, capek dan lemas sepanjang hari, mungkin karena kebiasaan yang nggak sehat. Terutama kebiasaan makan yang tanpa disadari mengganggu sistem kerja tubuh. Apakah punya 7 kebiasaan makan yang buruk ini? Cek pengaruhnya dan hindari melakukannya secara berkepanjangan.

Makan tidak teratur

Berapa kali makan dalam sehari dan jam berapa paling tepat mengkonsumsi makanan berat perlu diperhatikan dengan saksama. Tidak hanya apa yang dimakan tetapi kapan jam makan yang tepat juga perlu dibiasakan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Proceeding of the Nutrition Society mengungkapkan bahwa makan tidak teratur bisa memicu obesitas dan diabetes tipe-2.

Dikutip dari Kompas, studi lainnya juga membuktikan bahwa makan 6 kali sehari dalam waktu yang sama memiliki hasil kadar insulin lebih baik dibanding makan 3 hingga 9 kali sehari dengan waktu random.

Ada tiga hal yang memengaruhi tingkat insulin, yaitu ritme sirkadian, jam internal tubuh dan kebiasaan jam makan. Rekomendasi paling tepat, makan makanan yang paling tinggi kalori hanya pada siang hari. Makanan yang dibutuhkan paling bernutrisi bisa dikonsumsi pada pagi hari. Sedangkan pada sore hari, pilih makanan yang segar, rendah kalori dan rendah karbohidrat serta glukosa.

Makan larut malam

Kebiasaan makan saat larut malam, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Parelman School of Medicine University of Pennsylvania, perlu segera dihentikan. Kebiasaan ini seringkali dilakukan oleh penderita insomnia dan merasa gelisah pada malam hari.

Penelitian tersebut diatas membuktikan bahwa makan larut malam bisa meningkatkan berat badan, kadar insulin, glukosa pyasa, kolesterol dan trigliserida. Lonjakan hormon ghlerin juga merangsang nafsu makan dan pelepasan hormon kenyang atau leptin semakin melambat.

Untuk yang memiliki kebiasaan ini, disarankan untuk mengurangi nyemil pada malam hari. Jika pun melakukannya, pilihlah kacang-kacangan, sereal tinggi serat dan buah-buahan untuk dikonsumsi saat lapar pada malam hari.

Kebiasaan makan junk food

Makanan cepat saji atau dikenal dengan junk food, memiliki nutrisi rendah meski porsinya mengenyangkan. Ini seperti sebuah tipuan, meski tubuh merasa sudah cukup makan tetapi nutrisi yang diperlukan tidak terpenuhi.

Risiko paling buruk dari kebiasaan makan junk food adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh. Daya tahan tubuh seseorang akan menurun karena kurang vitamin dan nutrisi. Nah, risiko lainnya sama seperti makan pada larut malam, yaitu kelebihan berat badan.

Makan apa yang dimakan orang lain

Tren bisa jadi petaka ketika tidak dikendalikan atau disadari kapan harus berhenti. Seperti orang lain mungkin punya badan kurus dengan makan burger sekaligus pizza. Namun, kita nggak berarti bisa memakan porsi dan jenis makanan tersebut.

Setiap orang, menurut John M. O’Brien, seorang profesor kedokteran keluarga di Unicersity of Michigan Health System, memiliki sistem metabolime yang berbeda-beda. Ada yang lebih cepat dalam mencerna dan menyerap makanan, dan ada juga yang sistemnya lambat.

Disamping mengenali sistem metabolime tubuh masing-masing, diperlukan juga kebiasaan sehat yang menyertai apa saja yang dikonsumsi. Misalnya, setelah makan setangkup burger melakukan olahraga dengan level yang lebih dari biasanya.

Melewatkan sarapan

Melewatkan sarapan tidak berarti mengurangi kalori dalam jumlah besar di tubuh. Sarapan yang terlewat justru membuat sangat lapar pada siang hari dan membuat apapun ingin dimakan. Akhirnya kalap dan lebih emosional, mungkin karena ini jadi porsi makan lebih banyak.

LATEST ARTICLE