5 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Mengganggu Psikologi Anak

Dian Afrillia
5 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Mengganggu Psikologi Anak

Sebagai orang tua, kamu mungkin merasa udah melakukan hal yang benar pada anak. Tapi kadang kamu pun nggak peka, apakah hal tersebut bisa diterima oleh anak dengan baik atau malah membuat dia tertekan. 

Bisa jadi selama ini kamu nggak sadar, tapi ada beberapa kebiasaan yang mungkin menyakiti hati anak dan bikin dia terganggu secara psikologis. Dampaknya juga besar dan bisa membentuk kepribadian dia sampai dewasa nanti. Kebiasaan seperti apa aja sih? 

Mengharap segala sesuatunya sempurna 

Mungkin bisa dibilang wajar ya saat orang tua pengen anaknya bisa ini-itu, menjadi anak yang hebat, pintar, berprestasi, dan membanggakan. Tapi kamu juga harus ingat kalau anakmu ya manusia biasa yang nggak bisa jadi sempurna. 

Dia pasti punya kekurangan dan kelebihan. Jadi memaksa anak untuk jadi sempurna itu nggak benar lho. Dia bisa jadi tertekan, stres, atau bahkan selalu terobsesi sampai nggak bisa menerima kegagalan. 

Menyalahkan anak terus-menerus 

Anak pasti sering berbuat salah, tapi bukan berarti ibu harus menyalahkan dia terus menerus. Misalnya, nilai anak nggak memuaskan saat pembagian rapor. 

Kamu akan menyalahkan kenapa nilainya jelek, kenapa nggak belajar dengan benar, kenapa main terus, dan sejenisnya. Padahal, kamu mungkin nggak tau kalau dia udah berusaha tapi memang belum bisa memahami pelajarannya. 

Saat merasa terus menerus disalahkan, anak bisa jadi malah nggak percaya diri, nggak mau bicara hal serius dengan orang tuanya, menyembunyikan banyak hal karena takut dimarahi, jadi pemarah, dan ujung-ujungnya hubungan anak dan orang tua jadi lebih dingin sampai dewasa. 

Suka membandingkan dengan anak lain 

Nggak ada orang yang suka dibandingkan dengan orang lain. Mungkin kamu sering melontar kalimat macam, “Wah, teman kamu udah jagoan lho naik sepedanya” atau “Dia aja bisa jadi juara kelas, kok nilaimu malah jelek semua?” 

Kesannya sepele ya? Entah memang hanya asal bicara atau bertujuan menyindir anak, hal ini sebaiknya berhenti dilakukan orang tua. Anak bisa tertekan dan merasa selalu kurang baik di mata orang tuanya. 

Biarkan anak orang lain lebih pintar atau lebih kuat, kamu sebaiknya fokuslah pada anak sendiri. Daripada sibuk mengagumi anak orang lain, kamu bisa bekerjasama dengan anak untuk menggali potensi dan bakatnya. 

Nggak mau mengerti perasaan anak 

Banyak orang tua yang sibuk menuntut anak harus bisa ini, harus bisa itu. Padahal kamu nggak tahu kalau anakmu mungkin nggak suka sama apa yang kamu paksakan. 

Gara-gara pengen anak jadi multitalenta, dari kecil dipaksa les musik, kelas olahraga, les matematika, les bahasa, dan berbagai kursus tambahan setiap harinya. Apa iya ini semua memang sesuai keinginan anak? 

Terlalu dipaksa menuruti keinginan orang tua bikin anak kesulitan menentukan pilihan hidupnya sendiri atau malah bisa jadi pemberontak. Pada anak usia remaja, dia juga kemungkinan terjerumus pada hal-hal terlarang seperti narkoba atau alkohol. 

Nggak menghargai 

Tanpa disadari, ibu sering memarahi anak, ngomel-ngomel, menyalahkan, menyudutkan, dan meremehkan anak. Lalu kapan meluangkan waktu untuk menghargai anak? Saat ini, dia mungkin belum jadi anak yang sesuai harapanmu. 

Tapi ingat, berikanlah penghargaan pada hal-hal kecil yang ia lakukan. Misalnya saat dia membantu membereskan mainan, rajin sekolah, mau membantu ibu di rumah, makan sampai habis, dan lain-lain.  Marah dan kecewa boleh, tapi sampaikanlah dengan baik dan mudah diterima anak sebagai masukan. Jangan lupa bilang terima kasih dan minta maaf kalau merasa terlalu keras. 

 

LATEST ARTICLE