5 Peran Orang Tua yang Dibutuhkan Anak Ketika Memasuki Masa Puber

Nesia Amarasthi
5 Peran Orang Tua yang Dibutuhkan Anak Ketika Memasuki Masa Puber

Ketika anak masih balita, seluruh informasi tentang dunia luar didapat dari orang tuanya. Setelah beranjak remaja, akses informasi semakin terbuka. Tak hanya diperoleh dari orang tua, pengetahuan tentang berbagai hal dikehidupan remaja bisa didapat lewat gawai. Pola komunikasi dengan orang tua pun juga mengalami perubahan.

Seorang remaja bisa menyimpan rahasia tanpa bercerita kepada orang tuanya. Ini yang perlu disikapi dengan memaksimalkan peran orang tua. Lantas, apa saja yang dibutuhkan seorang anak dari orang tuanya ketika memasuki masa puber? Disimak yuk.

Sebagai teman

Secara umum, relasi akan berjarak jika satu pihak merasa lebih dibanding pihak lainnya. Ini yang perlu direfleksikan oleh orang tua. Mungkin karena alasan tersebut, anak menyimpan rahasia pada orang tuanya.

Cobalah menjadi seperti temannya sehingga anak bisa bercerita secara terbuka. Ketika terjalin komunikasi yang terbuka, pengetahuan tentang perubahan fisik dan emosional ketika mengalami puber bisa disampaikan kepada anak dengan mudah.

Beri pengetahuan secara detail

Pengetahuan tentang perubahan fisik maupun reproduksi perlu dipahami oleh anak. Dengan modal pengetauan tersebut, anak bisa menjaga diri, lebih berhati-hati dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Untuk anak gadis, sang ibu perlu menjelaskan siklus bulanan pada sistem reproduksi. Perkenalkan juga tentang pembalut, bagiamana memakai dan membersihkan, dan apa saja yang perlu dihindari saat siklus tertentu dialami. Untuk anak lelaki, perlu dijelaskan bahwa saat puber ia akan mengalami mimpi basah dan reproduksi aktif.

Penting juga memberikan sex education buat anak ketika memasuki masa puber. Bisa dengan analogi yang mudah dipahami anak. Bisa juga dengan bahasa biologi yang dipelajarinya di sekolah. Saat menyampaikan buat suasana nyaman sehingga anak bisa menyerap pengetahuannya. Nah, jika terasa canggung, orang tua bisa memanfaatkan film atau buku.

Menanggapi dan bertindak secara bijak

Saat memasuki masa puber, tingkat emosional anak akan berubah. Mudah tersentuh, mudah marah atau bahkan berontak dengan aturan yang menurutnya nggak masuk akal. Menanggapi sikap anak, orang tua perlu lebih bijak. Dengan bertindak dramatis senafas dengan sikap anak, justru akan membuatnya tidak lebih baik.

Sering menghabiskan waktu bersama anak

Menghabiskan waktu bersama, menurut psikolog klinis Laura Kirmayer, bisa meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak. Secara emosional anak juga merasa nyaman berbagi cerita dengan orang tuanya, pun sebaliknya. Saat-saat bersama, orang tua juga bisa mengajarkan berbagai hal yang bermanfaat bagi masa depan anak.

Membangun kesepakatan

Setiap peristiwa bisa jadi pengalaman berharga. Termasuk peristiwa kecil yang bisa menjadi contoh buat anak. Misalnya, saat bersama anak melihat cuplikan film sensual. Pada momen tersebut, orang tua berperan sebagai evaluator atau menguatkan pemahaman anak tentang seks.

Ditambah lagi, perlu dibangun kesepakatan bersama saat berhadapan dengan peristiwa tertentu. Kesepakatan tersebut pada intinya bertujuan mengarahkan persepsi dalam berinteraksi dengan lingkungan, media sosial dan orang tua.

 

LATEST ARTICLE