5 Wanita Berbagi Cerita Tentang Menjadi Istri Yang Pernah Selingkuh

Dian Afrillia
5 Wanita Berbagi Cerita Tentang Menjadi Istri Yang Pernah Selingkuh

Pernikahan sejatinya memang jadi sesuatu yang sakral. Pasangan saling berjanji untuk selalu bersama dalam segala suka dan duka. Komitmen jadi satu hal yang harus dipegang teguh seumur hidup. Tapi kadang, kenyataan memang nggak sesuai harapan. Sudah janji sehidup semati, eh ada aja yang berselingkuh. 

Selingkuh nggak hanya milik para pria. Buktinya, ada saja kok para istri yang berselingkuh. Alasannya bisa beragam, dari kehidupan pernikahan yang tak seindah bayangan, menikah karena terpaksa, jenuh, atau tergoda pria lain. 

Apapun alasannya, sudah pasti selingkuh nggak bisa dibenarkan. Namun, kita harus kembali ke kenyataan bahwa di luar sana ada istri-istri yang pernah mengkhianati pasangannya. 

Berikut lima kisah perselingkuhan para istri dan mengapa mereka melakukannya. 

Selingkuh karena tergoda kolega 

Pekerjaan menuntutku untuk dinas luar kota selama seminggu. Nggak sering, tetapi bisa ada 3-4 kali dalam setahun. Berarti, aku harus berjauhan dengan suami dan anak-anak. 

Di luar kota, biasanya aku akan terlibat dalam pertemuan dengan beberapa kolega. 

Ada satu pria yang paling sering berurusan denganku soal pekerjaan. Ya, awalnya sih kami hanya sering ngobrolin kerjaan, lalu berlanjut pada makan malam bersama. 

Entah kenapa malam itu kami pergi ke bar dan mulai minum-minum. Mungkin karena mabuk atau aku tergoda, kami bercinta malam itu. Paginya aku sadar bahwa aku telah berselingkuh. 

Jujur aku merasa sangat bersalah telah mengkhianati suamiku. Aku pun memilih mundur dari projek agar nggak hubungan dengan dia lagi. 

Selingkuh karena suami terlalu posesif 

Sejak awal aku memang nggak ingin menikah, tapi semuanya terjadi karena paksaan keluarga. Setelah beberapa bulan menikah, aku sadar kalau nggak sepenuhnya menyukai suamiku. Tapi kupikir ini normal, mungkin perasaan akan berubah seiring waktu. 

Namun, bukannya membuatku ada perasaan cinta, dia bikin aku nggak nyaman. Di rumah, kami jarang bicara. Sesekali kami pergi bersama teman atau keluarganya, di situ dia mendadak memegang tanganku dan memberi kesan bahwa kami adalah pengantin baru yang bahagia. 

Sampai pada suatu saat, dia mulai mengontrol hidupku. Dia memberi tahu apa saja yang boleh dan nggak boleh dilakukan. Tentang makanan, kegiatan, dan segala hal. Dia pernah bilang kalau aku nanti gemuk, dia akan meninggalkanku. 

Dia mulai uring-uringan ketika tahu penghasilanku lebih besar. Dia benci pada teman-temanku. Dia nggak suka kalau aku dekat dengan keluargaku sendiri. Dia pun mengontrol hal-hal yang aku bicarakan dengan ibuku di telepon. 

Suamiku selalu mengecek ponselku dan menanyakan segala hal yang ia temukan di sana. Sebelum pulang ke rumah, sebisa mungkin aku menghapus segala jejak, dari pesan singkat sampai panggilan telepon.

Aku tertekan di rumah dan lebih nyaman berada di tempat kerja. Di kantor, aku bisa ngobrol dan bercanda dengan teman-teman. Kebetulan, aku punya teman pria dan dia sangat baik padaku. 

Kami mulai sering ngobrol dan berhubungan lewat email. Kebetulan suamiku nggak ada akses ke email. Jadi komunikasi dengan teman kantorku aman! 

Akhirnya aku pun mulai berselingkuh dari suamiku. Teman sekantor ini bikin aku merasa nyaman. Tak lama berselang, aku minta cerai dan menikah dengan teman kantorku. Hidup kami bahagia dan aku merasa dicintai. 

Perselingkuhan ini bikin aku jadi kuat untuk melawan mantan suamiku dan meninggalkannya. Aku pun jadi sadar kalau diriku begitu berharga dan layak mendapat pasangan yang mencintaku dengan tulus. 

Selingkuh karena suami sakit 

Kurang lebih selama 10 tahun, kehidupan pernikahan kami lancar-lancar aja. Kami hidup dengan nyaman dan bahagia. Namun, semuanya berubah ketika suamiku divonis menderita  alzheimer. 

Mendadak, dia jadi orang yang berbeda. Dia nggak seperti suamiku yang dulu dan aku jadi tertekan. Bukannya aku nggak mencintai dia, tapi aku bingung bagaimana menghadapi dia yang sekarang. 

Sampai suatu saat saya pergi sendirian dan berkenalan dengan seorang pria. Kami pun mulai berkencan. Sederhana, tapi menyenangkan. Hubungan kami hanya sebatas jalan bersama dan dia mau mendengarkan segala keluh kesahku. 

Dia pria yang baik dan membuat aku jadi pribadi yang lebih baik juga. Di rumah, aku jadi bisa berpikir lebih jernih tentang bagaimana menghadapi suamiku dengan kondisi kesehatannya. 

Namun, karena mengalami penurunan daya ingat yang parah, suamiku jadi nggak ingat aku sama sekali. Dia pun dipindahkan ke rumah orang tuanya di luar kota. Sesekali aku mengunjunginya walau dia cuek saja. Aku coba bantu memulihkan ingatannya tentang pernikahan kami, tapi dia nggak bisa mengingatnya. 

Selingkuh karena suami nggak tertarik pada seks 

Aku dan suami telah menikah selama 14 tahun. Aku mencintainya. Namun, sebelum menikah, aku memiliki kehidupan seks yang penuh semangat. Sayangnya, suamiku nggak pernah peduli tentang seks. Sepertinya, ia tak pernah punya hasrat berhubungan intim. 

Bahkan selama lima tahun ini, kami sama sekali nggak melakukan itu. Aku mulai marah dan sudah coba bicara, bahkan sampai terapi. Namun, nggak ada perubahan sampai aku mulai tidur dengan orang lain. Rasanya luar bisa mengingat gairah seksualku yang tertahan sekian lama akhirnya bisa tersalurkan kembali. 

Selama aku berselingkuh fisik, suami nggak mengetahuinya. Tapi anehnya, aku nggak merasa bersalah. Aku nggak pergi meninggalkan dia, tapi aku pun menolak untuk hidup tanpa bercinta. 

Jujur, aku bisa tidur dengan pria ini seminggu sekali dan rasanya sangat bahagia. Hubunganku dan suami pun baik-baik aja, malah aku jadi jarang marah-marah di rumah. 

Selingkuh karena tergoda pria impian 

 

Aku dan suami baru menikah selama setahun. Hubungan pernikahan kami baik-baik saja, semua berlangsung normal. Namun, tiba-tiba aku bertemu dengan pria impianku, dia yang sudah kau sukai  jauh sebelum bertemu suami. 

Dia adalah pria yang begitu menarik. Aku menyukainya karena tampan dan karismatik. Entah kenapa dulu dia seperti nggak pernah peduli padaku, tapi sekarang dia mendekatiku. 

Jujur, aku sangat tergoda. Tapi dia pun sudah menikah. Dia bilang tertarik padaku dan pastinya aku pun jujur tentang bagaimana aku mengidolakannya. Kami pun sepakat berhubungan, tapi semua hanya soal nafsu dan kami nggak akan saling jatuh cinta. 

Sekitar empat bulan, aku dan pria impianku ini berhubungan, hanya seks. Rasanya sangat menyenangkan bisa dekat dengan idolaku dan aku nggak memikirkan perasaan suamiku. 

Suatu hari, selingkuhanku bilang kalau dia nggak mau melanjutkan hubungan ini. Dia takut ketahuan istrinya karena mulai curiga kenapa sering pulang malam. Meski aku mencoba merayunya dan mencari cara agar nggak ketahuan, tapi dia menolak dan meninggalkanku. 

Hatiku rasanya hancur. Aku sedih karena kehilangan pria yang aku sukai, tapi di sisi lain aku pun malu karena telah menipu dan menyianyiakan suamiku. Perselingkuhan ini bikin aku jadi benci diri sendiri. 

 

LATEST ARTICLE