6 Cara Berdamai dengan Masa Lalu dan Memulai Lembaran Baru

Nesia Amarasthi
6 Cara Berdamai dengan Masa Lalu dan Memulai Lembaran Baru

Mengalami peristiwa buruk dianggap menghadapi kesialan. Pada saat resesi, pekerjaan berhenti dan kesempatan mencari tertutup di depan mata, mungkin ini pernah dirasakan. Mungkin juga ketidakcocokan dengan pasangan mengharuskan pilihan yang tidak diinginkan. Atau pekerjaan tidak dinilai baik oleh atasan?

Seseorang mungkin mengira sebagai orang gagal dan mersa nggak pernah bahagia. Tetapi, bisa kok itu diubah. Kalau merasa hidup ini tak adil atau tak berdaya, kamu bisa berdamai dengan keadaan. Meski yang terjadi adalah masa lalu paling buruk, yuk coba cara ini dengan memulai lembaran baru.

Cukupkan dan mengubah cara berpikir

Mendengar nasihat untuk ‘merelakan’ atau ‘mengikhlaskan’ dan lain sebagainya kadang jadi nggak mempan. Itu cuma kata-kata, tetapi susah untuk mempraktikkannya. Kalau saja mengubah cara berpikir semudah meruat pensil agar lancip kembali, mungkin rasa tak berdaya dan terjebak masa lalu yang buruk nggak akan terjadi.

Ini bisa dilakukan dengan menjadi manusia ‘super’. Jadi seseorang yang berpikir bahwa omongan orang lain tidak akan mengubah apapun kecuali kemauan dari diri sendiri.

Terima apa yang terjadi

Perjalanan berdamai dengan masa lalu adalah proses negosiasi. Nego dengan diri sendiri yang mengalami peristiwa buruk. Pastikan kamu berdiri pada posisi yang tepat, jalani aktivitas yang berbeda dan terus melangkah maju. Menerima apa yang terjadi bukan berarti berhenti pada satu titik, stuck.

Jadi lebih kuat

Menjalani kehidupan yang tenang dan damai jadi dambaan setiap orang. Terutama bagi seseorang yang telah mengalami pengalaman traumatis. Karena nggak punya ilmu magic yang bisa menghilangkan perasaan nelangsa dengan sekejap, maka kita punya kekuatan untuk beranjak dari fase paling buruk.

Cara berdamai dengan masa lalu adalah dengan menjadi tangguh. Kita patut bangga karena orang lain nggak pernah berurusan dengan kejadian menyedihkan seperti yang dialami.

Menerima diri sendiri

Apapun yang telah terjadi jadi bagian dari diri sendiri. Seburuk apapun, sesedih apapun, itu nggak bisa dimusnahkan. Jadi, perlu menerima diri sendiri. Siapa kamu setelah mengalami peristiwa tersebut? Ini bisa berpengaruh pada perspektif atau mulai ulang untuk mengenali diri sendiri.

Berhenti menyalahkan diri sendiri

Kalau sedang menempuh jalan damai dengan masa lalu, berhenti menyalahkan diri sendiri ya. Jangan pernah menganggap diri sendiri sebagai korban yang bisa memojokkan diri.

Hal yang paling penting untuk diingat adalah, kamu adalah nahkoda dari perahu kehidupanmu. Jadi, kamu boleh jadi egois dan mementingkan diri sendiri dahulu.

LATEST ARTICLE