7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Banyak wanita mengeluh karena putus hubungan dengan pria karena menolak berhubungan seks. Banyak juga pria yang merasa nggak dimengerti karena hal biologis tersebut. Sebenarnya, apa sih yang paling dipikirkan pria ketika menjalin hubungan romantis dengan pasangannya? Apakah hanya seks dan ketertarikan fisik?
Tunggu, sebelum menyimpulkan satu hal tentang alasan pria lebih sering memikirkan seks sedangkan wanita jarang, runut dulu susunan tubuh yang memengaruhinya. Susunan saraf pada otak dan pengaruh hormonal memang telah diteliti sejak lama, terlebih berkaitan dengan dua jenis kelamin yang berbeda antara pria dan wanita.
Sebuah pernyataan mengejutkan pernah dilontarkan. Dilansir oleh BBC, pria memikirkan seks setiap 7 detik. Artinya dalam sehari memikirkan seks lebih dari 7.000 kali. Wow, apakah sesering itu?
Diluar jumlah dalam sehari memikirkan seks, pria memiliki sifat yang lebih to the point. Edward O. Laumann, PhD., profesor sosiologi di University of Chichago mengungkapkan bahwa pria lebih to the point dan memiliki hasrat seksual yang kuat. Sedangkan wanita hasrat seksnya besar dipengaruhi oleh lingkungan dan konteks.
Laumann dengan pedekatan sosiobiologi mengungkapkan hasil penelitiannya. Secara genetik, wanita diprogram untuk tidak mengumbar dan berhati-hati. Wanita juga cenderung lebih peka terhadap kualitas hubungan. Kualitas dalam hubungan yang dipertimbangkan adalah soal batas geraknya dan keseimbangan bekerja bersama membangun relasi asmara.
Kalau disimpulkan mengenai berapa kali pria memikirkan soal seks, pernyataan pertama diatas adalah setiap 7 detik. Namun, hasil dari penelitian psikologis berdasarkan pengalaman sampling, pria rata-rata memikirkan seks 19 kali dalam sehari.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Terri Fisher dan tim risetnya di Ohio State University. Dengan menggunakan clickers, 283 mahasiswa pria diminta mencatat dan menekan alat tersebut setiap kali memikirkan tentang seks, makanan atau tidur.
Hasilnya memang lebih banyak dibanding wanita. Wanita, dalam penelitian yang sama rata-rata memikirkan seks sebanyak 10 kali sehari. Selain seks, pria juga memikirkan makanan dan tidur. Dan ini menunjukkan bahwa mungkin saja pria rentan terhadap impuls yang bisa memanjakan secara umum.
Peneliti lain, Wilhem Hoffman menemukan jumlah yang berbeda pada penelitiannya. Responden pria dalam penelitiannya rata-rata memikirkan seks setiap 7 kali dalam sehari. Dalam penelitiannya pula, responden juga menganggap seks adalah bukan hal penting yang perlu dipikirkan. Mereka lebih memikirkan makanan, tidur, kebersihan pribadi, hubungan sosial, waktu istirahat dan kopi.
Fakta lainnya yang tercatat dalam penelitian Hoffman, pria memikirkan seks pada penghujung hari atau sekitar tengah malam. Artinya, pikiran tentang seks bukan hal utama atau berada pada urutan kedua disamping tidur.
Dalam scoop penelitian, partisipan atau responden bisa diarahkan. Bisa jadi pikiran tidak jujur atau dipengaruhi kerangka penelitian, ini disebut dengan white bear effect. Bisa jadi, pria memikirkan tetang seks lebih dari angka yang ditemukan dalam penelitian Hoffman dan Fisher, bisa juga kurang dari itu.
Lantas, alasan pria lebih sering memikirkan seks sedangkan wanita jarang itu apa? Karena setiap pria memiliki variasi pikiran yang berbeda-beda, mungkin memiliki alasan yang berbeda-beda pula.
Penasaran dengan variasi alasan pria lebih sering memikirkan seks sedangkan wanita jarang? Ini daftarnya dikutip dari berbagai referensi.
Pikiran memang sering kali nggak jujur atau nggak diungkapkan sebagaimana adanya. Tetapi bagi pria yang punya karakter to the point, seks paling sering diingini karena termasuk aktivitas yang bisa membangun koneksi. Terutama koneksi dengan seseorang yang menurutnya menarik.
Penting buat diketahui para wanita, bahwa ‘menarik’ bagi pria bukan soal fisik dan penampilan. Kematangan berpikir, kebiasaan dan lain sebagainya juga jadi pertimbangan pria dalam menetapkan seseorang jadi pasangannya.
Ini bedanya dengan wanita. Kalau wanita membutuhkan pendekatan, membangun komunikasi secara intens, baru berhubungan seks. Berbeda dengan pria, pria menganggap seks adalah koneksi. Menurut psikoterapist, Esther Perel, dengan aktivitas ini pria bisa mengungkapkan keintiman dan mengekspresikan kelemahlembutan serta kasih sayang penuh mereka.
Kalau beranggapan hasrat seksual tidak berkaitan dengan cara berpikir seseorang, sepertinya keliru. Seringkali, hasrat muncul karena dorongan tertentu. Selain dorongan hormon dan biologis, secara tak sadar keinginan berhubungan seksual dari pria bertujuan untuk merobohkan dinding batas.
Hasrat seksual pria juga nggak bisa diukur dari lama atau barunya hubungan. Meski terlihat simple ada faktor lain yang mendorong hasrat tersebut ada. Seperti ketika secara inderawi melihat wanita, dan ia tertarik maka tak ragu ia akan mengejar. Dan kalau wanita menganggap ajakan berhubungan seks terlalu cepat, disini cara berpikir yang berbeda dari pria dan wanita.
Wanita membutuhkan rasa aman, nyaman dan komitmen dalam melakukan hubungan seksual. Sedangkan hasrat seksual pria bisa hadir saat baru menjalin hubungan, setelah dua atau tidak tahun atau seterusnya. Namun, stress, pekerjaan, dan hal lain juga memengaruhi hadirnya hasrat tersebut.
Kedekatan antara dua insan manusia yang menjalin relasi khusus tidak hanya dibangun dengan aktivitas fisik saja. Jika beranggapan aktivitas seks adalah physically act saja, itu keliru. Dilansir oleh Today, mungkin jika pria berinisiatif untuk berhubungan seks maka ia ingin lebih dekat.
Banyak yang bilang, pria mengobjektifikasi tubuh wanita. Tubuh adalah salah satu instrumen, tetapi yang lebih diiingini adalah inisiatif dari pasangannya. Ini penting buat membangun hubungan asmara yang langgeng.
Saat pria mendapat penolakan dari pasangannya dan tanpa alasan, ini juga membuatnya cemas. Alasan tersebut ada karena anggapan pria tentang seks itu lebih dari kepuasan hubungan fisik dan penetrasi semata.
Beberapa pria tak menyangkal bahwa wanita memakai pakaian seksi itu menarik. Ia juga nggak menolak jika lingerie, pakaian yang menunjukkan belahan dada dan pakaian mini itu ‘menantang’. Tetapi, dalam urusan seks koneksi emosional lebih dari hal-hal tersebut. Kalau berhubungan dengan wanita seksi, proporsional dan menarik tetapi nggak terkoneksi secara emosional maka kepuasan hubungan nggak akan diperoleh.
Dari penjelasan diatas, apakah alasan pria lebih sering memikirkan seks sedangkan wanita sebaliknya bisa terjelaskan? Terakhir, sebuah penelitian ilmiah menyimpulkan bahwa secara biologi dan hormon pria diciptakan berkata to the point. Sedangkan wanita lebih ber-layer atau berlapis dan lebih berhati-hati dalam mengungkapkan hasrat seksualnya.
Artinya, selama alasan memikirkan atau melakukan hubungan seksual disepakati bersama maka hubungan sehat antara keduanya sehat. Namun, ketika merasa dikecewakan atau merasakan hal yang tidak diingini komunikasikan dengan pasangan. Dan, terlebih jika stuck tanyakan pada seksolog, psikolog dan pada ahli lainnya jika mengalami masalah tertentu pada seksualitas.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.