Anak Semakin Mandiri, Begini Cara Menjaga Kedekatan Emosional dengan Anak

Nesia Amarasthi
Anak Semakin Mandiri, Begini Cara Menjaga Kedekatan Emosional dengan Anak

Semakin bertambah usia, semakin ia bisa mengerjakan apapun sendiri. Bisa makan, mandi dan menyiapkan keperluan sekolah sendiri. Saat buah hati sudah memasuki fase ini, orang tua perlu tetap menjaga kedekatan emosional dengan anak.

Belum lagi berbagai perkembangan yang terjadi di luar rumah, termasuk teknologi dan kehidupan modern, membuat banyak orang lebih banyak sibuk tidak di rumah. Orang tua sibuk memenuhi kebutuhan finansial, menjalin relasi sosial. Tetapi, sebagai orang tua yang bijak jangan sampai kedekatan emosional dengan anak merenggang.

Untuk menjaga kedekatan emosional dengan anak, bisa dengan cara sederhana di bawah ini.

Menerima gaya perilaku anak

Dikutip dari Kompas, gaya perilaku disebut juga dengan temperamen yang terbagi menjadi empat kategori. Yaitu easygoing, tenang, suka tantangan dan campuran dari beberapa karakteristik individu. Bagaimanapun menerima gaya perilaku anak adalah cara untuk membangun afeksi. Mungkin, bagi yang merasakan gaya perilaku berbeda jauh dengan orang tua akan merasa tidak mudah. Tetapi, menciptakan rasa aman dan rasa percaya anak adalah kewajiban orang tua ‘kan?

Memiliki kebersamaan yang berkualitas

Banyak orang tua yang nggak punya banyak waktu untuk anaknya. Mereka tetap punya waktu bersama dengan anak dan keluarganya. Memiliki kebersamaan yang berkualitas bisa membuat hubungan orang tua dan anak tetap memiliki kedekatan emosional.

Orang tua dan anak saling memahami cara mengekspresikan perasaan cintanya dan memahami karakter masing-masing. Seorang konsultan kesehatan mental bersertifikat, Orlando Lacy mengatakan bahwa anak-anak butuh kualitas maupun kuantitas waktu bersama orang tuanya. Itu artinya, sebisa mungkin luangkan waktu bersama anak ya.

Memberi sentuhan

Baik pelukan, salaman maupun kecupan di keningnya sangat berarti buat anak. Mungkin ada anak yang nggak suka, bisa dengan melakukan sentuhan yang lain kok. Misalnya dengan toss atau mengelus pundaknya setelah ia menyelesaikan PR.

Mengajarkan nilai dan life skill

Mengabaikan emosi negatif anak itu tidak hasilnya tidak akan baik, menurut Lacy. Ketika anak memiliki emosi negatif, orang tua perlu mengajarkan cara mengatasinya. Bukan mengabaikannya dan tidak menemukan solusi. Kalau anak sedang mengalami hal buruk, selalu katakan pada anak bahwa orang tua bersedia menjadi tempat paling aman untuk berbagi emosi.

Memberikan contoh

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, berikan contoh pada anak cara mengelola emosi. Jika anak melihat orang tua bisa mengelola stres, rasa marah, kecewa dan bertahan di masa-masa sulit. Maka nantinya anak akan meniru keteguhan orang tuanya. Harapannya, hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak akat terjaga dengan baik.

LATEST ARTICLE