Ibu Wajib Tahu, Begini Cara Melindungi Anak dari Bullying di Sekolah

Dian Afrillia
Ibu Wajib Tahu, Begini Cara Melindungi Anak dari Bullying di Sekolah

Bullying bisa terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan latar belakang seseorang. Perundungan atau penindasan ini dampaknya bisa sangat besar lho pada kejiwaan seseorang. Soalnya bullying ini bisa memberikan tekanan pada mental, membuat orang jadi resah dan takut, kurang percaya diri, bahkan bisa menjadi stres dan depresi bila terjadi berkepanjangan. 

Orang yang lebih dewasa mungkin lebih bisa bertindak bila dibully, tapi gimana dengan anak-anak? Jangan sampai kondisi mentalnya terguncang gara-gara sering mendapat perundungan dari orang-orang di sekitarnya, misalnya teman sekolah. 

Lalu bagaimana cara melindungi anak dari bullying? Simak tips berikut ini: 

Memahami bullying

Ibu dan anak sama-sama harus memahami apa sih yang dimaksud bullying dan apa batasannya sesuatu disebut bully? Cobalah mendiskusikan hal ini dengan anak dan pancing dia agar bercerita mungkin pernah melihat temannya dirundung atau malah sebaliknya. 

Anak pun bisa diberitahu bahwa ia berhak untuk nggak diganggu apalagi nggak melakukan kesalahan apapun. Bullying bisa termasuk mengejek, mengintimidasi, merendahkan, pelecehan verbal, ujaran rasis, menghina fisik, mempermalukan, mencubit, memukul, menendang, merusak barang pribadi, mengancam, dan menyebarkan rumor baik secara langsung maupun lewat media sosial. 

Mengenali tanda anak jadi korban bully

Ketika ditindas temannya, anak mungkin takut, merasa cemas, terganggu, tapi nggak berani mengadu pada orang tuanya. Anak akan merasa ini adalah masalah pribadinya dan nggak ingin orang tua ikut campur. Jadi, alangkah baiknya ibu lebih peka terhadap gerak-gerik dan segala perubahan yang terjadi pada anak. 

Ada beberapa ciri yang bisa jadi tanda bahwa anak menjadi korban bully, misalnya ada cidera di tubuhnya tapi dia kesulitan menjelaskan penyebabnya, nilai pelajaran mendadak menurun, sering pura-pura sakit, sering mencari alasan agar nggak pergi ke sekolah, barang-barang milik anak yang biasa dibawa ke sekolah banyak yang rusak, mengurung diri, bahkan pada kasus yang sangat parah anak bisa melukai diri sendiri atau bicara tentang bunuh diri. 

Segera ajak anak bicara

Kalau ibu melihat tanda-tanda mencurigakan, segera ajak anak bicara. Pastikan semua dilakukan dengan tenang agar anak bisa bercerita dengan nyaman. Ibu bisa mulai percakapan dari menanyakan bagaimana sekolah dan teman-teman atau langsung ke pokok permasalahan mengenai hal-hal mencurigakan. 

Jika anak mulai bicara, pastikan ibu menahan diri untuk tetap tenang dan mendengarkan sampai selesai. Jangan ikut kesal dan menunjukkan kemarahan di depan anak. Buatlah anak melihat bahwa ibu menyimak apa yang dia katakan.

Setelah ia selesai bicara, ibu bisa menanyakan pada anak apakah ia butuh bantuan dan tanyakan ia ingin orang tuanya bersikap seperti apa. Sebab, salah satu hal yang membuat anak enggan bercerita adalah ia takut orang tuanya bertindak sendiri dan malah membuatnya makin nggak nyaman. 

Ajarkan anak untuk tegas

Mungkin ibu ingin memberi tahu anak agar melawan orang-orang yang menindasnya. Tapi tentu itu bukan tindakan yang baik ya? Agar anak bisa bertahan, sebaiknya ajarkan untuk berani tegas. Ketika ada yang mengganggunya, ajarkan anak untuk berani bilang bahwa ia nggak mau diganggu dengan suara lantang dan tetap tegap. 

Beri tahu untuk meminta pertolongan

Kadang kita nggak pernah tahu seberapa parah bullying terhadap anak. Namun, ketika anak sudah nggak tahan lagi dan merasa sangat tersiksa, beri tahu dia bahwa nggak apa-apa kok untuk meminta pertolongan dari orang lain, misalnya guru di sekolah atau teman-temannya. Latih anak untuk kuat tetapi nggak malu minta pertolongan pada orang lain. 

 

LATEST ARTICLE