7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Memasuki usia remaja, hubungan anak dengan orangtua biasanya mulai nggak sedekat saat ia masih lebih kecil. Selain karena sudah punya banyak teman dan sering berkegiatan di luar rumah, biasanya anak remaja juga malas bercerita pada orangtuanya. Jika lama-lama jarang ngobrol yang lebih intim, maka bisa jadi hubungan dengan anak semakin menjauh dan sulit bagi orangtua mengetahui bagaimana kehidupan anak di luar rumah.
Kira-kira kenapa ya anak remaja enggan curhat pada orantuanya? Yuk kenali penyebabnya dan segera ubah bila kamu sering melakukannya agar anak jadi lebih nyaman bercerita padamu sebagai orangtua.
Nggak ingin diberi ceramah
Kadang orangtua merasa tahu banyak hal sampai seringkali memberikan nasehat pada anak. Padahal ada kalanya tujuan anak bercerita bukan untuk diberi ceramah, melainkan hanya mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Jika orangtua selalu menasehati anak tentang mana yang baik dan buruk, lama-lama anak jadi malas curhat lho! Beda halnya bila anak minta pendapat orangtua atau meminta saran untuk apa yang harus dilakukan.
Sebaiknya, orangtua pun bisa menahan diri untuk nggak langsung mengoceh jika anak berbuat salah. Karena ujung-ujungnya kebiasaan ini yang membuat anak remaja jadi menjauh atau malah nggak ragu berbohong pada orangtuanya.
Takut dimarahi
Banyak anak remaja malas curhat pada orangtua karena takut dimarahi. Ia mungkin ingin bermain sepulang sekolah, jalan-jalan bersama teman di akhir pekan, atau ada masanya bosan ketika sedang banyak tugas di sekolah sehingga ingin me time sejenak dan bersantai. Namun, ia ragu bicara pada orangtua karena takut dimarahi.
Sebagai anak remaja di usia sekolah, memang tugas utamanya adalah belajar dan mengenyam pendidikan sebaik-baiknya. Namun, ingatlah bahwa anak remaja juga sedang ingin banyak mengeksplor dunia luar, punya hobi, bergaul, dan bersenang-senang. Orangtua setidaknya bisa memberi anak kebebasan dengan batasan agar anak bisa tetap seimbang antara belajar dan bermain.
Nggak mau membebani orangtua
Anak remaja juga bisa mengalami kesulitan, baik itu masalah pelajaran atau konflik dengan teman-temannya. Namun, ada juga yang enggan bercerita karena tak ingin membebani orangtuanya. Tentunya kamu harus lebih peka terhadap kondisi anak dan secara rutin menanyakan bagaimana kondisi anak di sekolah atau apakah ia mengalami keselulitan serta menawarkan bantuan bila dibutuhkan.
Orangtua sering nggak mengerti masalah anak
Awalnya anak masih lebih terbuka untuk menceritakan banyak hal, tetapi kadang orangtua nggak bisa mengerti apa yang ia bicarakan. Bisa karena memang beda zaman jadi orangtua nggak memahami kondisi remaja terkini. Pada akhirnya anak jadi enggan curhat lagi karena merasa orangtuanya cenderung kolot atau nggak terbuka pada hal-hal terbaru yang terjadi saat ini. Misalnya, soal media sosial, tren, game, atau kebiasaan-kebiasaan baru yang memang sedang hits di kalangan remaja.
Orangtua nggak fokus mendengarkan anak
Ayo, siapa yang sering nggak fokus saat anak bercerita? Misalnya, sibuk dengan ponsel saat anak sedang curhat? Ketika ini terjadi, anak merasa nggak didengarkan, bahkan nggak dipedulikan karena kamu selalu sibuk sendiri. Lama-lama, ia jadi nggak berminat lagi untuk curhat karena toh nggak didengarkan.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.