Kelemahan Multitasking dan Kelebihannya Berdasarkan Sains

Nesia Amarasthi
Kelemahan Multitasking dan Kelebihannya Berdasarkan Sains

Multitasking seringkali membuat tertekan. Ya, memang melakukan lebih dari satu aktivitas dalam waktu yang bersamaan butuh kemampuan khusus. Para ahli juga menemukan bahw multitasking bisa menurunkan produktivitas seseorang.

Setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan tugas. Ada yang bisa dibarengi dengan memutar musik atau berjoget ketika bekerja. Ada pula yang butuh suasana hening dan mengerjakan satu persatu tugas sesuai tenggat waktu.

Nah, karena ternyata berdasarkan sains multitasking punya kelemahan sekaligus kelebihan. Dibawah ini penjelasan mengenai ahli tentang plus dan minus dari kemampuan multitasking. Cek jika sering dan perlu melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan.

Kelemahan multitasking

Dikutip dari The Conversation, multitasking adalah aktivitas yang perlu dihindari. Sedangkan orang yang punya kemampuan multitasking disebut multitasker. Diluar kelebihan manajerial dalam menyelesaikan tugas secara bersamaan, para psikolog memperingatkan bahwa multitasking bisa menurunkan tingkat produktivitas hingga 40%.

Para ahli juga mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menyelesaikan tugas secara bersamaan. Contohnya dalam hal kecil, ketika menyetir kendaraan sambil menelepon maka konsentrasi akan terbagi. Pengemudi nggak akan fokus pada setiap rambu-rambu jalan dengan kecepatan stabil sambil mengangkat telepon.

Peralihan tugas dengan cepat atau disebut dengan rapid task-switching oleh para psikolog membuat ada bagian-bagian yang terlewatkan. Dalam sebuah penelitian di bidang psikologi kognitif, periset mengamati partisipan yang diberi tugas lewat komputer dengan respons kilat. Riset tersebut menugaskan partisipan untuk mengenali ekspresi wajah dalam kecepatan waktu 200 milidetik.

Penurunan performa terjadi pada partisipan, sebanyak 40% tingkat ketepatan mengalami penurunan. Seorang ahli ilmu komputer dari Universitas of California, Gloria Mark mengemukakan bahwa membutuhkan rata-rata 25 menit untuk mengembalikan perhatian pada tugas.

Pada kehidupan nyata, memang seringkali seseorang membutuhkan multitasking. Misalnya mengecek laporan keuangan dan disaat bersamaan rekan kantor cerita tentang pasangannya. Pada situasi tersebut, kadang seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Bahkan membutuhkan waktu untuk mengingat lagi tugas apa yang sedang diselesaikan.

Kelebihan multitasking

Pada aktivitas tertentu, multitasking bisa membakar semangat. Misalnya berolahraga sambil mendengarkan musik atau bekerja menulis sambil memutar musik instrumental. Pada kondisi ini, multitasking punya kelebihan. Lantas bagaimana dengan pekerjaan yang membutuhkan orang-orang mampu multitasking seperti chef, customer service, operator telepon dan lain sebagainya?

Berhasil dalam menyelesaikan hal secara bersamaan perlu mengukur besaran tugas. Jika tugas memiliki pola dan kemiripan, cukup memungkinkan untuk multitasking. Multitasking juga memerlukan tingkat disiplin serta manajemen waktu yang baik.

Pada beberapa kondisi, misalnya seperti yang telah disebutkan diatas. Berolahraga dan bekerja sambil mendengarkan musik, memang ada positifnya. Seperti juga mencorat-coret kertas ketika bosan mendengarkan kuliah online bisa meningkatkan fokus. Bahkan, banyak orang sengaja berganti-ganti aktivitas untuk mencari solusi dari sebuah persoalan.

LATEST ARTICLE