Kisah Kate Spade, Dari Jurnalis Jadi Desainer Ternama Dunia

Dian Afrillia
Kisah Kate Spade, Dari Jurnalis Jadi Desainer Ternama Dunia

Para fashion enthusiasts pasti mengenal brand Kate Spade, kan? Di Indonesia sendiri, Kate Spade menjadi salah satu luxury brand yang populer dan memiliki butik di beberapa pusat perbelanjaan ternama seperti Plaza Indonesia dan Plaza Senayan, Jakarta. 

Kate Spade dikenal dengan tas minimalis namun memiliki warna-warna ceria yang cocok untuk dipakai sehari-hari. Dari segi harga pun masih cukup terjangkau, kebanyakan koleksi tasnya masih di bawah Rp10 juta. 

Ngomongin soal Kate Spade, nggak lengkap kalau nggak membahas sang desainer di baliknya. Dialah Katherine Noel Frances Valentine Brosnahan Spade, wanita kelahiran 24 Desember 1962 di Missouri, Kansas, Amerika Serikat.

Sebelum jadi desainer ternama, Kate kecil pernah mengenyam pendidikan di sekolah katolik khusus perempuan dan melanjutkan kuliah di Arizona State University jurusan jurnalistik. Lulus kuliah, Kate bekerja sebagai jurnalis fashion di majalah Mademoiselle, New York. 

Selama enam tahun jadi jurnalis, Kate tersadar bahwa industri ritel fashion saat itu masih belum banyak koleksi tas-tas unik. Karena banyak menulis dan mengamati dunia fashion itu sendiri, Kate yang saat itu sudah menjadi editor senior berani meninggalkan jabatannya dan mencoba peruntungan baru sebagai seorang desainer. 

Tahun 1993, ia mendirikan rumah mode Kate Spade dengan bantuan sang kekasih yang kemudian jadi suaminya, Andy Spade. Modal usahanya dari tabungan Andy sebesar USD35 ribu. 

Koleksi awalnya merupakan sebuah dompet berbahan goni dan tas berbahan nilon. Konsep yang dihadirkan cukup sederhana, yaitu menciptakan tas tangan bebas gesekan yang kemudian berubah jadi lebih minimalis. Setiap desainnya identik dengan ikon sekop (spade) yang jadi ciri khas. 

Awalnya, Kate Spade memang hanya fokus menjual tas tangan. Namun, karena banyak permintaan, mereka pun melebarkan sayapnya dengan menjual pakaian, perhiasan, kacamata, parfum, sepatu, hingga perlengkapan rumah. 

Tujuh tahun kemudian, brand fashion ini mulai menikmati kesuksesannya. Penjualannya pun sangat melonjak tinggi, dari USD100 ribu ke USD1,5 juta di tahun 1993-1995, kemudian menjadi USD27 juta di tahun 1998. 

Pada tahun 1996, Kate Spade juga dinobatkan sebagai bakat baru dalam aksesori oleh Dewan Perancang Mode Amerika atau Council of Fashion Designers of America. Dua tahun setelahnya, ia mendapat penghargaan sebagai desainer aksesoris terbaik. 

Salah satu sosok yang turut mempromosikan tas ini adalah Anna Wintour, seorang editor terpopuler di majalah Vogue. "Saat dua wanita bertemu dan melihat saling memakai Kate Spade, mereka saling mengerti jika berada dalam kesenangan yang sama," kata Anna Wintour. 

Pada tahun 1999, Kate menjual 56 persen saham perusahaan kepada Neiman Marcus, departemen store high-end dengan nilai hampir USD34 juta. Kemudian, tahun 2006 lalu, Neiman Marcus membeli sisa saham Kate Spade. Setahun kemudian, Kate diketahui meninggalkan label yang ia dirikan meski penghasilannya telah mencapai USD80 juta per tahun. 

Meski begitu, rumah mode Kate Spade sendiri masih berdiri hingga saat ini dan diminati para pencinta fashion di seluruh dunia. Jumlah butiknya di seluruh Amerika Serikat sendiri ada sekitar 140 dan ada 175 outlet yang tersebar di berbagai negara. 

LATEST ARTICLE