7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Apa yang membuat seseorang merasa bahagia? Makan dengan menu bergizi, memiliki tubuh yang sehat, bercengkerama bersama keluarga atau memenuhi seluruh target pekerjaan? Setiap orang mengejar kebahagiaan dengan caranya masing-masing. Namun, beberapa hal yang tak bisa dihindari memaksa untuk mengabaikan kebahagiaan dirinya sendiri.
Misalnya dengan target pekerjaan yang tak pernah usai. Bekerja lebih dari 48 jam dalam satu minggu dan pulang larut setiap malamnya. Mengerjakan tugas terasa mekanis dan nggak sepenuhnya mempunyai kualitas baik. Banyak sekali ya yang perlu dilakukan di waktu yang melesat sangat cepat ini? Sampai-sampai menikmati hembusan nafas saja tak sempat.
Tawaran menarik mulai digaungkan oleh Carlo Petrini pada tahun 1986 di Roma, Italia. Ia protes atas karena saat itu mulai dibuka gerai makanan fastfood di Roma. Dikutip dari Tirto, Carlo Petrini sendiri juga merasa bahwa protesnya tidak akan menghasilkan sesuatu yang berpengaruh besar.
Lantas, Carlo mendirikan organisasi Slow Food yang bertujuan untuk melindungi dan membangun kesadaran masyarakat bahwa makanan tradisional itu sangat kaya. Organisasi ini akhirnya membuat gerakan berskala internasional yang dihadiri 15 negara. Pertemuan dan penandatanganan Slow Food Manifesto dilangsungkan di Paris. Pada 10 Desember 1989 gerakan besar pun terbentuk.
Gaya hidup slow life akhirnya nggak hanya menyentuh praktik slow food. Termasuk didalamnya slow parenting, slow living, slow mone hingga slow career. Apa sih sebenernya yang jadi semangat kultur slow-slow tersebut?
Bukan slow yang berarti melakukan segala sesuatu dengan tempo pelan, ya. Justru konsep ini mengutamakan pembagian waktu secara efektif. Sehingga target kerja tetap bisa terpenuhi, pun dengan tubuh yang tidak dipaksakan duduk 12 jam di meja kerja.
Konsep slow living menganjurkan untuk memulai hari dengan tenang. Melakukan aktivitas yang sehat, misalnya dengan cukup minum air putih, menyempatkan yoga atau olahraga lainnya, sarapan dan bekerja. Dengan kondisi yang tenang, pikiran akan lebih mudah fokus dan produktif.
Gaya hidup slow living juga membuat seseorang bisa membuat batasan. Kapan saat bekerja, kapan saatnya scroll sosial media, dan kapan saatnya pulang kerja. Sederhana ‘kan?
Oiya, untuk lebih merasa bahagia, sebisa mungkin hindari pekerjaan multitasking, ya. Mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan membuat pikiran seseorang terpecah-pecah. Jadinya nggak fokus dan semua jadi tidak sesuai rencana.
Artinya, menikmati hidup dan menjadi lebih bahagia itu butuh slow. Butuh memberi waktu untuk tubuh agar dapat bekerja secara efektif dan menikmati setiap aktivitas sehari-hari. Setuju nggak? Lalu, bagaimana caramu untuk merasa lebih bahagia?
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.