7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Setiap orang tua pasti memiliki rasa sayang pada anaknya. Meski begitu, tetap saja ada anak yang merasa kalau orangtua lebih pilih kasih dengan salah satu saudaranya, baik itu kakak ataupun adik.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Psychological Today, bahwa hampir 85% responden mengatakan kalau mereka pernah merasa orangtua yang pilih kasih saat mereka masih kecil. Akibatnya, muncul rasa kesal pada saudara kandung yang menjadi favorit orangtua.
Sayangnya, rasa kesal yang melanda tak hanya sebentar saja. justru ada yang merasakannya hingga dewasa. Mereka mengaku tak terima mengapa saudara mereka mendapat kasih sayang lebih dari orangtua, sedangkan mereka tak menerima perlakuan sama.
“Menjadi anak yang merasa tak disayang pasti membuat seseorang sedih, kecewa, bahkan menjadi tidak percaya diri. Faktanya, rasa kesal atau amarah karena merasa kurang disayang oleh orang tua bisa terpendam lama dalam hati anak, bahkan setelah mereka beranjak dewasa,” kata Sheri Madigan, asisten profesor sekaligus ketua penelitian di Determinants of Child Developments, Institut Penelitian Rumah Sakit Anak Alberta, Universitas Calgary, Kanada.
(gbr: alltimepopular.wordpress)
Saudara kandung yang merasa mendapatkan perlakuan berbeda cenderung mempunyai hubungan yang tidak dekat baik semasa kecil maupun setelah mereka beranjak dewasa. Perasaan dibedakan dan didiskriminasikan oleh orang tua juga bisa menyebabkan kecemburuan dan berkembang menjadi kebencian baik yang diekspresikan secara jelas maupun terpendam di dalam hati hingga dewasa.
Lalu sebenarnya, faktor apa yang bisa memicu orangtua berlaku pilih kasih pada anaknya? Apa dampak pada anak yang merasa mendapat kurang perhatian dari orangtua dan bagaimana mencegah pilih kasih atau parental favoritism?
Menurut psikolog Irma Gustiana Andriani, M.Psi., seperti yang dilansir dari id.theasianparent, parental favoristism umumnya terjadi tanpa kesadaran orang tua. Secara tak sadar, orangtua bisa cenderung memberikan kasih sayang pada anak tertentu karena tampilan fisik, kelucuan anak, kepintarannya, atau dikarenakan anak tersebut memiliki kelebihan dibandingkan anak yang lain.
(gbr: alltimepopular.wordpress)
Selain kelebihan, Irma pun menjelaskan kalau kekurangan yang dimiliki sang anak juga bisa menjadi faktor penyebab orangtua pilih kasih tanpa sadar. Misalnya, pada anak berkebutuhan khusus. Mereka tentu membutuhkan kasih sayang lebih dari orang tua, sehingga tanpa disadari ayah, ibu, atau anggota keluarga lain memberikan perhatian ekstra pada anak tersebut.
Orangtua yang hanya memberikan perhatian lebih pada salah satu anak tentu saja berisiko membuat anak yang lain merasa terabaikan. Mereka akan menganggap jika orangtua sudah berlaku tak adil dengan memberi perhatian sepihak antara dia dan saudara kandungnya.
Irma melanjutkan, keadaan parental favoritism ini biasanya muncul saat usia si kecil masih balita. Terlebih lagi jika jarak usia antara anak satu dengan yang lain cukup berdekatan. “Kemudian dengan jenis kelamin yang sama. atau misalnya, pada anak yang sudah lama menjadi anak tunggal. Jadi anak-anak seperti ini merasa perhatian orangtuanya tak lagi sama kepada dia,” imbuh Irma.
Selain itu, dilansir dari situs Psychology Today, parental favoritism juga bisa muncul karena jenis kelamin anak yang sama dengan jenis kelamin orangtuanya. Contoh, ibu akan lebih menyukasi dan dekat dengan anak perempuan, sedangkan ayah lebih menyukai anak laki-laki.
(gbr: alltimepopular.wordpress)
Sedangkan dalam keluarga sambung, orangtua yang pilih kasih biasanya lebih menyukai anak kandung mereka daripada anak tiri. Lalu dalam budaya patriarki, orangtua lebih mengutamakan kasih sayang pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Faktor lain orangtua pilih kasih pada anak bisa juga berdasarkan urutan kelahiran anak. Orangtua lebih menyukai anak pertama dan terakhir dibandingkan anak tengah. Kondisi ini terjadi pada hampir sebagian besar anak tengah. Mereka sering merasa terabaikan oleh orangtuanya. Hal ini disebabkan karena anak sulung lebih mendapat hak istimewa dari orangtua sedangak anak bungsu menerima kasih sayang penuh dari orangtua.
Lalu, kepribadian dan perilaku anak juga menjadi pengaruh cara orangtua memperlakukan mereka. Orangtua cenderung lebih sayang pada anak yang memiliki sifat menyenangkan dan penuh kasih sayang dibandingkan anak yang bandel.
Dampak dari adanya perilaku orangtua pilih kasih bisa memicu sibling rivalry atau kecemburuan antara saudara kandung. Anak-anak yang merasa kurang kasih sayang dari orangtua akan meluapkan perasaan tak nyaman yang dirasa dalam bentuk perilaku, baik secara verbal maupun nonverbal.
Anak yang merasa diabaikan akan meluapkan kekesalannya secara verbal pada saudaranya dalam bentuk cemooh, menghina, mengejek, hingga berkata kasar. Sedangkan bentuk nonverbal dapat dilakukan dengan cara mendorong, iseng, jahil, dengan tujuan mendapatkan kepuasan dan dan mencari perhatian orangtua.
Irma juga menyatakan “Semakin orangtua memberikan perhatiannya, si anak pelaku ini akan semakin menguatkan perilakunya, timbul lagi perilaku gangguin adiknya. Jadi, memang dibutuhkan kepekaan orangtua untuk menyadari kalau memang ada sesuatu yang salah dalam polah asuh ayah dan ibu.”
Psikolog Irma juga membagikan tips dan trik yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah perilaku pilih kasih, yaitu:
Hindari membandingkan anak
Bagaimanapun juga, setiap anak itu spesial dan memiliki keunikan masing-masing. Untuk itu, orangtua harus menghindari membandingkan satu anak dengan yang lain. Orangtua harus bijak dalam menerima kelebihan maupun kekurangan masing-masing anak.
Mencari kelebihan dan kelemahan anak
Cari tahu apa saja kelebihan dan kelemahan dari masing-masing anak. Dengan mengetahuinya, orangtua bisa memetakan kelebihan dan kekurangan anak sehingga orangtua jadi paham apa yang harus dibantu. Orangtua bisa membantu mengoptimalkan kelemahan anak. Sementara untuk kelebihan anak, orangtua bisa coba mempertahankannya.
Family time
Agar tak menjadi orangtua yang pilih kasih, usahakan untuk bisa menyempatkan waktu melakukan family time. Dengan begitu, anak merasa jika orangtua memberikan perhatian yang sama dengan mereka. Saat sedang family time orangtua harus sadar betul untuk tak membandingkan anak. Sebisa mungkin curahkan perhatian dan rasa sayang yang sama antara satu anak dengan anak yang lain.
Adil dalam membagi tugas
Hindari menjadi orangtua pilih kasih dengan cara bijak membagi tugas yang harus dilakukan di rumah. Hal ini bertujuan agar anak satu dengan yang lain merasa kalau orangtuanya cukup adil dalam memperlakukan mereka.
Luangkan ‘waktu spesial’ dengan masing-masing anak
Selain menyisihkan waktu untuk family time, orangtua juga perlu membuat rencana memiliki waktu spesial dengan masing-masing anak. Caranya, setiap malam orangtua bisa bergantian melakukan pendekatan secara personal, memberikan sugesti positif, mencari tahu apa yang dirasakan oleh anak. Dengan cara ini, anak akan merasakan kedekatan personal dengan orangtuanya yang bisa dilakukan setiap hari.
Lakukan special time setidaknya 5 hingga 10 menit setiap hari. Jika sempat, buat waktu hangout dengan masing-masing anak secara bergiliran. Dengan begitu, setiap anak bisa lebih merasakan kehangan dan cinta dari orangtuanya.
Sebisa mungkin, jadilah orangtua yang bijak memberikan kasih sayang pada anaknya. Sebab, setiap anak merupakan tanggung jawab orangtua.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.