Mengenali Gejala Pneumonia Pada Balita

Dian Afrillia
Mengenali Gejala Pneumonia Pada Balita

Nggak hanya orang dewasa, balita juga bisa mengalami pneumonia atau penyakit infeksi paru-paru. Kalau nggak ditangani dengan tepat, bisa berakibat fatal lho. Orang tua mesti waspada terhadap gejala pneumonia dan mengetahui cara penanganannya. 

Pneumonia sendiri merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru yang berisi cairan. Bila seseorang mengalami pneumonia, kantung udara ini bisa berisi cairan atau nanah. Penyakit ini bisa disebabkan oleh  bakteri, jamur, serta sejumlah virus. Bahkan, flu juga bisa memicu pneumonia lho. 

Gejala yang khas  pneuomonia ini termasuk batuk (berdahak atau kering), hidung tersumbat, muntah, demam, napas berbunyi atau mengi, sulit bernapas, nyeri dada, menggigil, perut terasa nyeri, nggak nafsu makan, susah beristirahat, pucat, lesu, dan anak jadi lebih sering menangis. 

Ada beberapa anak yang memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia, seperti bayi yang nggak mendapatkan ASI, anak kurang gizi, anak dengan HIV, anak terkena infeksi campak, anak yang nggak mendapatkan imunisasi, dan bayi lahir prematur. 

Bila anak mengalami gejala tersebut, ibu bisa segera membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memeriksa pola pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan mengecek apakah ada suara napas abnormal dari paru-paru.

Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Jika diberikan antibiotik, pastikan diminum sampai habis. 

Nah, untuk perawatan yang bisa dilakukan di rumah antara lain membiarkan anak beristirahat lebih banyak dan mengurangi aktivitasnya, menjaga hidrasinya dengan minum air putih secara rutin, memberikan makanan bergizi, dan menjaga kebersihan di rumah, termasuk menjauhkan anak dari asap rokok. 



LATEST ARTICLE