Mengenali Kondisi Happy Hipoxia Pada Pasien Covid-19

Dian Afrillia
Mengenali Kondisi Happy Hipoxia Pada Pasien Covid-19

Di tengah pemberitaan soal Covid-19, belakangan ini muncul satu istilah baru yaitu happy hipoxia. Kondisi ini diduga membuat sejumlah pasien meninggal tanpa adanya gejala apapun dan memang ada risiko fatal karena mengancam nyawa karena 

Ketika seseorang mengalami happy hypoxia, kadar oksigen bisa sangat rendah. Tapi anehnya, orang bisa nggak menunjukkan gejala kesulitan bernapas. 

Menurut penjelasan Martin J Tobin seorang profesor dari Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, happy hypoxia ini sangat membingungkan dokter karena bertentangan dengan biologi dasar. 

"Dalam beberapa kasus, pasien merasa nyaman dan menggunakan telepon saat dokter hendak memasukkan selang pernapasan (endotracheal) dan menghubungkannya dengan ventilator mekanis. Tahap ini bisa menyelamatkan nyawa pasien meski punya risikonya sendiri," kata Martin. 

Kata ahli paru dr Erlang Samoedro, SpP, happy hypoxia adalah kondisi penurunan oksigen dalam darah yang tidak disadari pasien Covid-19. 

"Penurunan oksigen di dalam darah tidak diikuti oleh rangsangannya, tidak sampai ke otak, jadi orangnya tidak sadar bahwa dia kadar oksigennya kurang," jelasnya. 

Pasien yang mengalami kondisi ini pun nggak mengalami sesak napas sehingga masih bisa berkegiatan dengan normal dan nggak menyadari ada bahaya apapun sampai akhirnya diperiksa dan memang benar adanya bahwa kadar oksigen dalam tubuhnya sangat rendah. 

Normalnya, tekanan oksigen dalam arteri ada di kisaran 75 sampai 100  mm Hg. Kondisi yang disebut rendah itu bila ada di bawah 60 mm Hg dan ini artinya pasien butuh oksigen tambahan sesegera mungkin. 

Happy hipoxia ini sangat membahayakan. Sebab, tanpa adanya oksigen yang cukup, bisa merusak otak, ginjal, dan berbagai organ tubuh. Jika kadarnya semakin menurun, pasien bisa mengalami penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.

LATEST ARTICLE