Panduan Menghukum Anak Tanpa Kekerasan Fisik

Ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar peraturan di rumah, kamu sebagai orang tua boleh memberi hukuman. Cara ini dilakukan agar anak nggak mengulangi perbuatannya dan memahami kalau hal yang dilakukan memang tidak baik. 

Tapi perlu diingat, jangan gunakan kekerasan fisik seperti memukul, mencubit, atau yang lebih parah dari itu.  Kalau kamu melakukannya, anak akan jadi takut dan menutup diri. 

Lalu, seperti apakah hukuman yang tepat untuk anak? Berikut panduannya… 

Minta penjelasan 

Sebelum menghukum anak, mintalah penjelasan terlebih dahulu. Kenapa ia melakukannya, apakah dia tahu bahwa hal itu salah, dan tanyakan padanya bagaimana kalau orang lain melakukan itu padanya. Jangan langsung mengatakan anak nakal, nggak bisa diatur, dan semacamnya. 

Hukuman proporsional

Pastikan ibu memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan anak. Hukuman ringan untuk kesalahan kecil, dan semakin berat bila memang cukup fatal. Jangan terlalu sadis menghukum anak yang bisa membuatnya trauma bahkan membencimu. 

Mendiamkan anak 

Tau nggak sih kalau mendiamkan anak juga menjadi salah satu bentuk hukuman? Di awal, ibu bisa memberi tahu kesalahannya lalu berikan ia waktu untuk merenungi kesalahan yang diperbuat. Sebenarnya cara ini juga dilakukan untuk memberi ibu jeda agar bisa menghadapi situasi dengan lebih tenang. Setelahnya, baru deh ajak anak ngobrol. 

Menghukum dengan pekerjaan rumah 

Salah satu hukuman yang bisa diberikan pada anak adalah memberinya tambahan pekerjaan rumah. Misalnya, minta dia mencuci piring, menyapu, mengepel lantai, atau mencuci pakaian selama seminggu. 

Mencabut hak istimewa sementara

Cara lain yang bisa bikin anak kapok adalah mencabut hak istimewanya sementara waktu. Misalnya, anak nggak boleh menonton televisi, dilarang menggunakan internet, nggak boleh menggunakan ponsel, nggak boleh keluar rumah selain untuk sekolah, mengurangi uang jajan, dan hak-hak istimewa lain yang biasanya ia dapatkan.