Penting! Begini, Ciri-Ciri Perkembangan Kognitif Peserta Didik Sekolah Dasar

Nesia Amarasthi
Penting! Begini, Ciri-Ciri Perkembangan Kognitif Peserta Didik Sekolah Dasar

Seorang anak mengalami proses perkembangan dari lahir sejalan bertambahnya usia. Baik secara mental maupun persepsi sensorik dari mulai mendengar, melihat, merasakan, meraba hingga cara menempatkan diri. Hal tersebut dikenal dengan perkembangan kognitif.

Dikutip dari Halo Psikolog, perkembangan kognitif menurut Dodge, Colker, dan Heroman adalah proses belajar yang mengacu pada cara pikiran bekerja. Proses kognisi melibatkan pikiran, cara mempersepsi dan menggunakannya dalam berbagai laku.

Sebelum mengulas tentang ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik sekolah dasar, ada tahapan yang dialami anak secara berurutan. Menurut Jean Piaget, pengetahuan anak akan bertambah pada setiap tahapannya. Sehingga pada puncak perkembangan kognitif kapasitas cara berpikir anak pengamalan akan membuatnya menjadi seseorang yang cerdas.

Maka, berikut tahapan yang perlu diketahui.

Sensori motorik

Tahap pertama dialami anak sejak lahir hingga berusia 2 tahun. Pada usia tersebut anak akan mengimitasi atau meniru, mengingat dan berpikir. Kesadaran anak terhadap benda dan suara-suara akan dimulai pada awal usianya. Ditambah lagi gerakan yang bersifat reflek akan dialami pada usia ini.

Tahap praoperasional

Selanjutnya pada anak yang telah berusia 2 hingga 7 tahun berkembang ke ranah bahasa dan kemampuan simbolik. Pada tahapan ini cara berpikir logis dan eksploratif akan berkembang. Nah, cara berpikir pada usia ini masih bersifat satu arah, jadi ia mungkin akan kesulitan memahami sudut pandang orang lain.

Operasional Konkrit

Ciri-ciri perkembangan kognitif pada anak sekolah dasar bisa mulai dikenali pada fase atau tahapan ini. Yaitu fase ketika saat anak berusia 11-15 tahun, ia sudah mulai mampu menyelesaikan soal atau permasalahan yang bersifat abstrak. Tentu saja dengan cara yang masuk akal atau logis. Ditambah lagi, mereka bisa berpikir tentang hal-hal diluar dirinya dan bahkan tentang identitas.

Setelah mengetahui tahapan perkembangan kognitif pada anak, maka berikut ini ciri-ciri perkembangan kognitif pada peserta didik sekolah dasar. Karena di Indonesia sekolah dasar ditempuh selama 6 tahun, jadi dalam masa tersebut dibagi menjadi tiga ciri perkembangan kognitif. Yuk, disimak ulasan selanjutnya.

Anak Sekolah dasar usia 5-7 tahun

Perkembangan kognitif pada masa awal sekolah dasar, dapat ditandai dengan kemampuan sebagai berikut.

  • Meningkatnya jumlah kosakata yang dipakai anak
  • Dapat menulis kalimat dengan jumlah lima kata bahkan lebih
  • Dapat menghitung hingga angka tertinggi atau 10 dalam satu waktu
  • Mengetahui bagian-bagian tubuhnya, baik yang kanan maupun kiri
  • Mulai bisa berpikir tentang muasal atau penyebab, misalnya dengan unsur pertanyaan ‘mengapa’
  • Mengenali fungsi benda-benda disekitarnya
  • Memahami konsep waktu, antara lain kemarin, sekarang, besok
  • Mulai bisa mandiri dengan perintah atau anjuran orang tua.

Anak usia 7-8 tahun

Pada anak sekolah dasar yang bisa ditandai dengan usia tujuh hingga delapan tahun, ciri-ciri perkembangan kognitifnya semakin meningkat. Ia bisa mengambil tanggung jawab, memahami uang, nama bulan dan hari, waktu secara lebih spesifik dan bisa menikmati apa yang dimilikinya, misalnya buku.

Anak SD usia 8-12 tahun

Usia ini, ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik sekolah dasar bisa dikenali lewat relasi sosial, berorientasi pada tujuan, punya minat khusus, kondisi emosional juga akan memengaruhi perkembangan cara berpikirnya.

Berbagai aspek mengenai orang dewasa juga sudah mulai dikenali anak-anak sekolah dasar usia ini. Secara akademis, mungkin anak akan bisa menulis cerita dalam satu paragraf, mengenal permainan kata dan bisa membangun hipotesis berdasarkan pemikiran logisnya.

Nah, dari perkembangan kognitif yang telah diulas diatas, ada juga beberapa problem yang mesti dikenali oleh guru maupun orang tua. Kadang, anak berontak dengan intervensi atau aturan. Ada juga kasus anak yang suka menyendiri dan mempunyai kemampuan sosial yang kurang.

Problem tersebut perlu diketahui dan dicari solusinya. Oiya, pendidikan disekolah butuh didukung dengan pendidikan dari orang tua di rumah, lho. Itu artinya, butuh komunikasi yang baik antara anak, orang tua dan guru.

LATEST ARTICLE