7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Gosip adalah kebiasaan yang sering dilakukan. Saat bertemu rekan kerja atau tetangga, masih kurang asyik jika tidak dilengkapi dengan menggosip. Menggosip, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1993, tak hanya dilakukan wanita saja. Pria pun juga melakukan kebiasaan membicarakan orang lain ini.
Lantas, apa alasan orang menggosip?
Berbagi informasi
Megan Robbin, seorang professor psikologi dari University of California menjelaskan bahwa gosip merupakan sebuah aktivitas untuk bergai informasi. Mungkin identik dengan persebaran informasi berdasarkan asumsi atau temuan sekilas dan sementara. Ada juga yang berbagi informasi berdasarkan fakta dengan bergosip.
Membangun komunitas
Dalam Social Psychology and Personal Science Journal, Robbin menemukan bahwa tiga per empat dari informasi gosip bersifat netral. Sedangkan 15 persennya dianggap gosip negatif, meskipun gosip positif hanya 9% tetapi aktivitas ini bermanfaat untuk membangun komunitas.
Tema atau orang yang dibicarakan dalam gosip adalah yang sama-sama dikenali atau ditekuni. Jadi, bisa dibilang pada taraf tertentu bergosip masih tidak berbahaya.
Dimasa lalu, menggosip adalah cara bertahan hidup
Menurut Robin Dunbar, seorang psikolog evolusioner ini mengungkapkan bahwa bergosip adalah kemampuan menyebarkan informasi ke relasi sosial secara lebih luas. Dengan arti lain, gosip mempunyai peran untuk mempertahankan relasi sosial dari waktu ke waktu. Bisa juga membantu memperluas jaringan, jelas Ludden.
Secara ilmiah, gosip memang bermanfaat. Namun, apakah dengan menggosip kualitas hidup seseorang semakin meningkat. Ini menjadi pertanyaan besar bagi setiap orang. Pada tataran tertentu gosip sebagai cara untuk berbagi informasi, bisa dianggap positif.
Namun sebaliknya, gosip bisa berefek negatif jika tidak didasarkan fakta. Orang-orang yang bergosip, sebenarnya menginginkan dinilai baik. Makanya menggali informasi sedalam mungkin meski kadang ada bumbu-bumbu tambahan. Nah, bumbu tambahan itu yang perlu dipertimbangkan. Jika tidak berdasarkan fakta, maka cobalah urungkan untuk melanjutkan berbagi informasi yang tidak pasti.
Bergosip disatu sisi bisa menavigasi perilaku sosial, bisa juga sebaliknya. Jadi bisa membuat emosi tidak stabil. Pada akhirnya, bersikap bijak ketika mengobrol dengan rekan mungkin akan lebih baik. Masih tetap membutuhkan aktivitas menggosip ketika bertemu teman-teman?
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.