Selektif Memilih Teman Itu Wajar Nggak Sih? Ini Faktanya!

Nesia Amarasthi
Selektif Memilih Teman Itu Wajar Nggak Sih? Ini Faktanya!

Banyak orang yang mengakui bahwa semakin bertambah usia, jumlah teman semakin sedikit. Memilih teman pun nggak sembarangan atau lebih selektif. Ini wajar nggak sih? Fenomena relasi seperti ini nggak sedikit yang merasakannya. Lantas, bagaimana fakta dibalik penyeleksian dalam hubungan pertemanan? Ini penjelasannya.

Selektif memilih teman tergolong self-care

Hubungan pertemanan merupakan salah satu support system. Nggak setiap teman memberikan dukungan pada pilihan dan langkah hidup. Memang terdengar kasar, tetapi kamu bisa membuang-buang waktu untuk berteman dengan orang yang tidak memberi nilai positif dalam hidup.

Dikutip dari Gasette Du Bon Ton: The Journal of Good Taste, negatif itu menular dan hanya membawa rasa sakit dalam hidup. Kebencian, kesedihan, menjatuhkan satu sama lain menghabiskan banyak energi. Untuk menghidari energi terbuang berlebihan, maka wajar jika selektif dalam memilih teman.

Perlu juga diperhatikan, manusia nggak bisa hidup sendiri. Jadi, menghindari untuk berteman sama sekali adalah kekeliruan fatal. Tetaplah berteman dan menyeleksi teman-teman yang anti drama queen atau anti toxic.

Punya teman berkemauan keras bisa meningkatkan pengendalian diri

Amy Morin, seorang psikoterapis dan penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do, memaparkan alasan-alasan menjaga hubungan pertemanan dengan orang yang memiliki karakter tertentu. Nah, jika temanmu berkemauan keras maka pengendalian diri sendiri akan meningkat. Apalagi jika kamu mudah tergoda, temanmu akan mengingatkan dan membantumu berpikir lebih rasional.

Jadi, kalau masih bertanya-tanya, wajar nggak sih selektif milih teman? Tentu saja wajar. Bahkan kalau berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science tahun 2013, rahasia sukses adalah memilih teman yang berkemauan keras. Ini bisa mendorong semangat seseorang untuk mengejar tujuan.

Punya banyak teman atau sedikit teman berisiko boros

Punya sedikit teman pun juga perlu selektif untuk mengurangi risiko finansial. Orang kalau merasa kesepian dan penolakan akan lebih emosional dalam mengelola keuangan. Misalnya, saat kesepian menghabiskan waktu scroll online store yang akhirnya belanja untuk membahagiakan diri sendiri.

Sebaliknya, punya banyak teman juga memiliki risiko yang sama. Pengeluaran finansial untuk menjalin kehidupan sosial membutuhkan banyak. Itu artinya, selektif memilih teman itu wajar demi kesehatan mental dan manajemen finansial.

Teman berkualitas lebih bisa menyimpan rahasia

Ketika usia semakin senja, ia akan memilih orang kepercayaan dan berbagi rahasia. Teman yang berkualitas, misalnya ditandai dengan punya ikatan emosional, bisa memahami baik dan buruknya kamu, lebih bisa menyimpan rahasia. Karena kedekatan dan penghargaan atas hubungan pertemanan, maka rahasia bisa aman terjaga.

Di sisi lain, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Flinder Australia, orang yang memiliki jaringan pertemanan bisa hidup lebih lama sebesar 22% dibanding yang tidak.

Teman cenderung datang dan pergi, namun ketika bertemu dengan seseorang atau beberapa orang yang click maka pertahankan jalinan pertemanan.  

LATEST ARTICLE