7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak dan Serangga di Dapur
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak usia sekolah melakukan kebohongan karena menghindari hukuman atau hal yang kurang menyenangkan. Lantas, bagaimana dengan anak-anak yang lebih kecil? Apakah balita juga berbohong karena alasan tersebut?
Dilansir dari parenting.co, menurut para ahli ada berbagai alasan mengapa anak-anak balita suka berbohong, yaitu;
Tidak Bisa Membedakan Kenyataan dan Fantasi
Konsep berbohong sebenarnya masih susah dipahami oleh balita. Sussane Ayers Denham, Ph.D., dosen psikologi di George Mason University di Fairfax, Virginia, AS, mengatakan, “Balita Anda berbohong karena pada usia ini ia belum dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi.” Menurutnya, anak-anak belum memahami gagasan tentang kebenaran obyektif berdasarkan fakta.
Sussane mengatakan, balita punya ‘pemikiran ajaib’ untuk menjelaskan suatu kenyataan. Misal, saat kamu mengetahui bahwa celananya basah karena dia mengompol, dia bisa saja mengatakan bahwa itu bukanlah air kencing melainkan air minum yang tumpah. Saat kamu mengatakan bahwa ia mengompol, balita mungkin berbohong dengan ‘mengarang bebas’ bahwa boneka kelincinyalah yang mengompol. Alih-alih marah, kebohongan ini tentu saja lucu untuk didengar
Ingin Tetap Terlihat Baik
Penelope Leach, Ph.D., dosen sekaligus pakar pengasuhan dari The University of Winchester, Inggris, mengatakan, “Balita dirancang untuk menyenangkan.” Konsekuensinya adalah begitu mereka melihat kamu tidak senang dengan perilaku mereka, mereka akan berusaha untuk ‘membatalkan’ kesalahan mereka dengan menyangkalnya. Mereka ingin tetap terlihat baik di depan orang tua”.
Misal, sangkalan yang ia lakukan karena memecahkan piring dan mengatakan bahwa bukan ia yang melakukannya. Menurut Leach, menyangkal kesalahan adalah jenis kebohongan mereka yang paling umum dilakukan balita. Sayangnya, ini juga merupakan hal yang paling sering membuat mereka tambah dimarahi. Pasalnya, orang tua umumnya lebih marah karena anak ketahuan bohong daripada kesalahan yang telah mereka lakukan.
Kognitifnya Masih Berkembang
Kemampuan anak-anak berpikir dan mengingat belum sematang orang dewasa. Kognitif balita masih terus berkembang. Dr. Carol Newall, psikolog klinis sekaligus dosen pendidikan anak usia dini di Macquaire University, Sydney, Australia, mengatakan bahwa saat si kecil berbohong bahwa kakaknya lah yang memulai pertengkaran, ia mungkin lupa bahwa ia lah yang meluncurkan pukulan pertama dan memicu pertengakaran”.
Untuk Melihat Reaksi Orang Lain
Penasaran. Ini adalah salah satu alasan balita berbohong. Matthew Rouse, Ph.D., psikolog klinis di New York, AS, mengatakan bahwa anak-anak berbohong karena ingin tahu reaksi orang lain. Misal, “Apa yang akan terjadi jika saya berbohong?”, “Apa yang akan ia lakukan untuk saya?”, atau “Apa yang akan saya dapatkan?”
Misalnya saja saat ia mengatakan bahwa mainan saudaranya hilang, padahal ia menyembunyikannya. Di saat seperti ini, ia ingin tahu bagaimana reaksi kamu.
Jadi tidak perlu bersikap terlalu keras saat balita sedang berbohong, ya. Cukup ajarkan dan beri pengertian pada si kecil arti dari jujur dan berbohong berikut segala konsekuensinya.
Kecoak dan serangga yang tiba-tiba muncul dari tempat tersembunyi di dapur cukup menyebalkan ‘kan? Caranya, begini untuk membasmi.