Vagina Sakit Setelah Berhubungan, Ini Alasannya dan Cara Mengatasi

Nesia Amarasthi
Vagina Sakit Setelah Berhubungan, Ini Alasannya dan Cara Mengatasi

Bagi sejumlah wanita, rasa sakit pada miss V yang dialami setelah berhubungan seks dengan pasangan seringkali diabaikan. Padahal, ada berbagai alasan yang menyebabkan rasa sakit tersebut muncul. Lebih lanjut lagi, Donnica Moore, MD, dokter ob-gyn memberikan pernyataan bahwa rasa sakit setelah berhubungan seksual itu penting diketahui penyebabnya. Apalagi bagi wanita muda yang organ reproduksinya masih aktif.

Dikutip dari Health, ia merekomendasikan untuk segera memeriksakan ke dokter jika merasakan rasa sakit dalam waktu 24 jam. Karena perlu pemeriksaan secara medis mengenai ada tidaknya infeksi jamur dan penyakit menular seksual. Jika merasa sakit seperti tersengat dan perih seperti terbakar, mungkin sangat dianjurkan untuk memeriksakannya langsung pada ahlinya.

Tetapi, jika vagina terasa perih, mengeluarkan cairan atau berdarah setelah berhubungan maka perlu mengetahui penyebabnya dan pencegahannya agar tak mengalaminya lagi, berikut penjelasan singkatnya.

Alasan vagina sakit setelah berhubungan

Kurang foreplay

Foreplay dilakukan sebelum penetrasi. Aktivitas ini penting untuk merangsang cairan lubrikasi alami dari vagina. Nah, cairan lubrikan ini sangat bermanfaat ketika melakukan penetrasi. Kadang, aktivitas foreplay dilewatkan atau waktunya terlalu singkat sehingga cairan lubrikan alami yang keluar hanya sedikit.

Aktivitas foreplay juga penting untuk membangun koneksi dengan pasangan. Dengan aktivitas saling memberi rangsangan dan respon, pelumas alami pada wanita akan mengurangi risiko terasa sakit setelah bercinta. Jika memerlukan pelumas tambahan, ada dijual di apotik atau online store.

Posisi bercinta yang terlalu agresif

Karena terbawa suasana atau aliran hasrat yang membuncah, kadang posisi bercinta lebih mengalir tanpa kepikiran bisa membuat vagina sakit setelah berhubungan. Moore mengungkapkan, pasangan yang bertemu di ranjang disela kesibukan dan karena dorongan rasa gembira sehingga memilih posisi bercinta yang akrobatik.

Efeknya, tekanan pada vulva berlebihan dan menyebabkan rasa sakit setelahnya. Dari kasus ini, Moore merekomendasikan untuk saling berkomunikasi menjelang dan selama bercinta. Untuk memilih posisi yang tepat sehingga nggak membuat sakit pada vulva atau area klitoris.

Vaginismus

Vaginismus, secara medis ditandai dengan otot-otot sekitar vagina mengencang tanpa disadari saat terjadi penetrasi. Baik penetrasi penis atau pemakaian tampon serta menstrual cup. Vaginismus juga membuat rasa sakit pada miss v saat terjadi penetrasi bahkan hingga sesudahnya. Ini disebabkan oleh gesekan pada otot yang tegang sehingga bisa menyebabkan luka. Ada berbagai penyebab dari munculnya vaginismus. Antara lain karena rasa takut, cemas, khawatir sehingga terjadi penolakan ketika penetrasi. Dikutip dari Halodoc, vaginismus bersifat multifaktoral. Namun paling sering terjadi karena sebelumnya mengalami trauma, kekerasan atau pelecehan. 

Untuk alasan ini, hanya dokter yang bisa menentukan gejala lewat anamnesis dan menyelami penyebab terjadinya vaginismus.

Alergi

Berdasarkan temuan kasus, ada wanita yang alergi terhadap sperma pasangan. Dikutip dari Liputan6, secara medis kondisi ini disebut hipersensitivitas protein plasma seminal manusia. Hal ini memang jarang terjadi, namun perlu dipahami sebagai salah satu penyebab vagina terasa sakit setelah bercinta.

Pada kasus ini, Mary Jane Minkin, MD –seorang profesor klinis ob-gyn di Yale School of Medicine menyarankan pasiennya yang mengalami hipersensitivitas untuk memakai kondom saat bercinta. Namun, ada juga wanita yang alergi bahan tertentu pada kondom misalnya lateks, pelumas beraroma dan spermisida. Untuk kasus alergi yang kedua ini, disarankan untuk segera membasuh vagina dengan air guna menghilangkan alergen.

Adanya kista

Alasan ini yang paling nggak disadari oleh wanita. Apalagi sering merasa sakit pada vagina setelah bercinta salah satunya disebabkan adanya kista Bartholin. Apa itu kista Bartholin? Pada kedua sisi vagina terdapat dua kelenjar, namanya kelenjar Bartholin. Kelenjar ini mengeluarkan cairan pelumas vagina saat mendapatkan rangsangan seksual.

Namun, kalau mengalami kista Bartholin, kelenjar tersumbat dan mungkin terjadi pembengkakan. Menurut Minkin, pada umumnya pembengkakan tidak terjadi pada kedua sisi kelenjar Bartholin. Dengan duduk diatas air hangat merupakan rekomendasi untuk mengatasinya, terang Minkin.

Dari penjelasan singkat diatas, cara apa yang bisa ditempuh untuk mengatasi vagina sakit setelah berhubungan? Karena bercinta merupakan aktivitas penting dalam hubungan suami istri, maka berikut cara untuk mengatasinya.

Cara mengatasi vagina sakit setelah berhubungan

Memastikan volume pelumas memadai

Telah dijelaskan pada uraian diatas, bahwa pelumas sangat dibutuhkan ketika penetrasi. Agar vulva nggak sakit, merasa perih atau berdarah setelah bercinta maka pastikan volume pelumas memadai. Baik dengan melakukan cukup foreplay untuk memicu keluarnya lubrikan alami dari vagina atau menambahkan pelumas yang dijual di apotik.

Oiya, perlu diketahui juga bahwa setiap wanita menghasilkan pelumas alami yang berbeda-beda. Ini tergantung kesehatan masing-masing. Karena itu, kurangi gesekan yang melukai dengan pelumas. Selain agar lebih nyaman dan memuaskan juga untuk menghindari risiko infeksi karena tekanan serta gesekan.

Berkomunikasi tentang posisi seks

Mungkin, cara ini terlihat sederhana tetapi penting sekali untuk dilakukan. Jika satu posisi seks terasa nggak nyaman, jangan ragu untuk mengkomunikasikannya pada pasangan ya.

Namun jika pertama kali melakukan hubungan seksual dan terasa nyeri, memang begitu adanya. Penetrasi pertama kali memang seringkali membuat wanita enggan atau bahkan takut berhubungan, pada malam pertama misalnya. Tenang, untuk mengatasinya cobalah rileks dan nikmati suasana. Bangun emosi bersama pasangan dan ketakutan akan dilewati sehingga berakhir memuaskan.

Nah, untuk mengatasi rasa perih, bisa dengan mengompres dengan air hangat. Bisa juga dengan minum obat pereda nyeri. Namun, apabila rasa nyeri dirasakan berkepanjangan maka konsultasikan pada ahli ya.

Merawat kebersihan vagina

Cara ini adalah cara paling mendasar untuk menjaga kesehatan vagina. Secara nggak langsung, ketika merawatnya dengan baik, jamur, virus dan bakteri penyebab infeksi tidak berkembang biak di vagina. Paling penting adalah menjaga kelembapan tetap seimbang, menyeimbangkan pH dan hindari memakai sabun beraroma.

Pada saat-saat tertentu, seperti pada siklus menstruasi memang kelembapan vagina cenderung meningkat. Nah, pada saat seperti ini diperlukan memakai celana dalam dengan sirkulasi baik dan ganti sehari dua hingga tiga kali.

Konsultasikan pada dokter ketika vagina terasa sakit berkepanjangan

Area sekitar vagina yang terasa sakit setelah berhubungan, mungkin mengindikasi terjadi masalah pada alat reproduksi. Masalah yang penting untuk dicermati dan nggak bisa diabaikan antara lain endometriosis, fibroid uterus, vulvodynia, radang panggul, vaginismus, wasir dan kista ovarium.

Ketika menemukan ada rasa sakit yang tak biasa, jangan segan untuk memeriksakan diri ke dokter ya.

Terakhir, untuk mengatasi vagina sakit setelah berhubungan berawal dari perhatian pada organ reproduksi wanita. Selain itu, komunikasi dengan pasangan juga perlu dilakukan sebagai aktivitas wajib selama dan setelah berhubungan.

Apa saja yang perlu dikomunikasikan dengan pasangan? Karena aktivitas seksual terjadi atas kesadaran sepasang orang dalam ikatan cinta, maka segala hal yang berkaitan dengan aktivitas tersebut baiknya dikomunikasikan. Mulai dari posisi yang paling disukai, posisi yang perlu dihindari, bagian tubuh yang sakit setelah bercinta dan lain sebagainya berkaitan dengan kegiatan diatas ranjang.

 

LATEST ARTICLE